Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Serangan bom bunuh diri yang ditujukan pada milisi anti-Taliban pada acara pemakaman di Pakistan baratlaut Kamis menewaskan 26 orang dan mencederai 63 lain, kata polisi.

Penyerang melakukan aksinya ketika pelayat bersiap-siap membacakan doa di tempat terbuka dekat ladang jagung di kota Jandol di distrik Lower Dir, 100 kilometer dari Lembah Swat yang dulu dikuasai Taliban, lapor AFP.

Pemboman itu terjadi dua hari setelah empat anak laki-laki yang terkait dengan sebuah kelompok anti-militan di Pakistan baratlaut tewas dalam ledakan lain yang diklaim oleh Taliban Pakistan.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Kamis itu.

"Jumlah kematian meningkat menjadi 26 dan 63 orang cedera dalam serangan itu," kata pejabat kepolisian Salim Khan Marwat, dengan menambahkan bahwa serangan itu ditujukan pada anggota-anggota milisi anti-Taliban dukungan pemerintah yang beroperasi di daerah itu.

Ia menyatakan, kepala pelaku pemboman ditemukan di lokasi kejadian dan menunjukkan bahwa penyerang yang bersembunyi di ladang berdekatan itu berusia belasan tahun.

"Itu serangan bunuh diri. Penyerang datang dengan berjalan kaki dan meledakkan dirinya di tengah orang-orang yang akan memulai pembacaan doa," kata polisi senior itu.

Pejabat lain kepolisian Akhtar Hayat Gandapur mengatakan, lebih dari 100 orang menghadiri pemakaman itu.

Serangan-serangan bom yang dituduhkan pada Taliban dan jaringan yang terkait dengan Al-Qaida menewaskan lebih dari 4.630 orang sejak 2007.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011