Tempe sangat menarik karena mirip dengan makanan tradisional Jepang yang bernama Nato"
Bantul (ANTARA News) - Produser stasiun televisi nasional Jepang, "Nipon Hoso Kyokai" (NHK), Chieri Kakuda, tertarik meliput produksi tempe di Yogyakarta, menyusul kesuksesan Rustono, seorang warga negara Indonesia, menjadi pengusaha tempe di Jepang.

"Itulah sebabnya saya ingin tahu tempe dari negara asalnya, apalagi dalam lima tahun terakhir peminat tempe di Jepang semakin banyak," kata Chieri dalam Bahasa Jepang yang diterjemahkan kontributor TV NHK Jepang, Jarot.

Menurut dia, kedatangan TV NHK Jepang untuk mendalami makanan tradisional Indonesia itu dan ketertarikannya itu berawal dari Rustono, asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah yang menjadi pengusaha tempe di Jepang sejak lima tahun lalu.

"Tempe sangat menarik karena mirip dengan makanan tradisional Jepang yang bernama Nato, dan tempe di Jepang makin diminati, meskipun tidak bisa menandingi nato sebagai makanan tradisional Jepang," katanya.

Untuk mengetahui tempe, produser lulusan Universitas Osaka ini dan dua rekannya mengelilingi Yogyakarta selama beberapa hari mulai 19 September hingga 27 September 2011.

"Kami terkejut dengan beberapa olahan tempe di Yogyakarta, kalau di sini hingga busuk pun masih digunakan menjadi sayur, di Jepang tidak ada," katanya.

Menurut dia, perbedaan antara yang dibuat di Jepang dengan di Indonesia adalah harga tempe, karena di Jepang satu tempe yang dapat dipotong menjadi empat buah dipatok dengan harga Rp30 ribu.

"Meski bukan asli makanan Jepang, saya juga suka makan tempe dan setiap kali makan, saya sering mencampurkan dengan `miso siro` (sup tradisional jepang) dan sushi," katanya.

Dalam kesempatan liputan di Bantul, produser asal Jepang itu menyempatkan menawarkan tempe dari Jepang untuk dicicipi Sri Sultan Hamengkubuwono usai menghadiri syawalan di Bantul.

"Rasanya hampir sama kok, tidak ada bedanya, enak. Untuk Rustono yang kini sukses jangan menyerah membuat tempe di Jepang, setelah bertahun-tahun akhirnya kamu berhasil," kata Sultan.

ANT/M008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011