Islamabad (ANTARA News) - Sebuah komisi Pakistan yang sedang menyelidiki bagaimana Osama bin Laden tinggal tanpa diketahui selama bertahun-tahun di negara itu telah mewawancarai janda-janda dan puteri-puteri pemimpin al Qaida itu untuk pertama kalinya, kata komisi tersebut, Rabu.

"Wawancara yang mendalam" dengan tiga janda dan dua puteri bin Laden itu terjadi Selasa, kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan singkat.

Para pejabat menolak untuk memberikan keterangan yang lebih terperinci.

Pakistan telah menahan tiga janda Osama bin Laden, dua warga Arab Saudi dan satu orang Yaman, serta sekitar 10 anak mereka, setelah pasukan khusus AS Navy SEAL membunuhnya dan kabur dengan jenasahnya dari kota militer Abbottabad pada 2 Mei lalu.

Insiden di Abbottabad itu telah mencemplungkan hubungan AS-Pakistan ke dalam krisis.

Upaya awal untuk memulangkan para wanita dan anak-anak itu kandas ketika komisi tersebut pada Juli memerintahkan mereka untuk tetap di Pakistan hingga pemberitahuan lebih lanjut, yang mengindikasikan bahwa komisi itu ingin memeriksa mereka berkaitan dengan penyelidikan tersebut.

Komisi itu juga telah mewawancarai kepala badan intelijen militer Pakistan ISI, Ahmad Shuja Pasha, Rabu, dan akan menanyainya lagi Kamis, katanya.

Tanya-jawab dengan seorang kepala ISI yang masih menjabat oleh sebuah panel sipil adalah sangat jarang terjadi di negara itu, tempat intelijen militer ditakuti dan sekaligus dihormati serta tempat kekuasaan militer melebihi kekuasaan pemimpin sipil.

Penemuan bahwa bin Laden telah tinggal di Abbottabad, tampaknya selama lima tahun, dan serangan sepihak Amerika telah dilukiskan oleh para pengkritik di Pakistan sebagai bencana terburuk militer sejak Bangladesh memisahkan diri dari negara itu pada 1971.

Pada Selasa, anggota-anggota komisi itu telah mewawancarai dr Shakil Afridi, seorang ahli bedah pemerintah yang ditanya mengenai kampanye vaksinasi gratis yang menurut laporan dia lancarkan pada Maret-April di lingkungan tempat tinggal bin Laden.

Beberapa pejabat keamanan di wilayah itu yakin dokter tersebut mungkin tahu mengenai kehadiran bin Laden dan membagi informasi dengan agen-agen intelijen AS.

Komisi itu, yang pemerintah bentuk di bawah tekanan dari oposisi politik di tengah kecaman atas penyelidikan militer internal sebagai tidak akan obyektif, memiliki kekuasaan untuk memanggil para pejabat militer dan sipil.

Komisi itu, yang dipimpin oleh hakim Javed Iqbal, beranggotakan antara lain Abbas Khan, seorang bekas komandan polisi, Ashraf Jehangir Qazi, mantan diplomat PBB dan jendral purnawirawan Nadeem Ahmed, yang dulu kepala atoritas bencana nasional.

Komisi itu mengatakan mereka ditugasi untuk menyelidiki "fakta sepenuhnya" mengenai kehadiran bin Laden di Pakistan, keadaan sekitar serangan Amerika yang menewaskannya dan kehilangan "jika ada" pejabat Pakistan. (S008/AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011