Timika (ANTARA News) - Aksi sabotase meningkat di areal kerja PT Freeport Indonesia dalam beberapa hari terakhir, mengakibatkan produksi tambang terbuka Grasberg, tambang bawah tanah, pabrik pengolahan hingga pengiriman konsentrat ke Pelabuhan Portsite Amamapare lumpuh.

Salah seorang karyawan PT Freeport, Nurhadi, melalui video conference dari Tembagapura Senin menuturkan bahwa mulai Senin pagi seluruh aktivitas produksi PT Freeport terpaksa dihentikan karena terjadi sabotase berupa pemblokiran jalan dan pemotongan pipa konsentrat di beberapa tempat.

"Semua produksi mulai hari ini dihentikan karena sudah tidak aman lagi. Tidak mungkin lagi kita mengirim konsentrat ke Porsite," tutur Nurhadi.

Direktur Eksekutif Vice President & CAO PT Freeport Sinta Sirait mengakui hingga sekarang situasi di sekitar check point 1 dekat Bandara Mozes Kilangin Timika belum terkendali bahkan semakin meningkat eskalasinya.

Jalan menuju areal PT Freeport di beberapa lokasi diblokir karyawan dan massa yang sudah bergabung sejak Senin (10/10) lalu.

Pada Minggu (16/10), karyawan dan massa membongkar paksa pagar dan memblokir jalan di check point 1 Bandara Mozes Kilangin Timika.

Aksi sabotase lainnya berupa pemotongan pipa yang mengalirkan konsentrat dari Tembagapura menuju Pelabuhan Portsite Amamapre tepatnya di Mil 45 ruas jalan menuju Tembagapura.

Sinta Sirait meminta aparat keamanan mengambil langkah-langkah konkrit agar situasi di Timika bisa kembali kondusif.

"Besar harapan kami agar pihak keamanan dapat mengambil tindakan-tindakan kongkret di lapangan agar situasi di Timika bisa kembali kondusif," tutur Sinta.

Dengan kondisi demikian, menurut Sinta, manajemen PT Freeport akan mengevaluasi kembali kegiatan produksinya.

Dampak dari pemblokiran ruas jalan dari Pelabuhan Portsite menuju Timika, Kuala Kencana dan Tembagapura mengakibatkan suplai alat-alat produksi, bahan makanan, obat-obatan dan lainnya untuk karyawan Freeport di Kuala Kencana dan Tembagapura terhambat.

Akibat lain, kata Sinta, sejak Sabtu (14/10), PT Freeport tidak lagi melayani pengisian avtur ke semua maskapai penerbangan yang singgah dan terbang dari Timika.

Pada pekan lalu sebelum jalan di Mil 27 diblokir, menurut Sinta, produksi biji emas, tembaga dan perak PT Freeport sudah mencapai sekitar 80 persen atau sekitar 200 ribu ton biji per hari dari kondisi biasanya yang mencapai 220 ribu ton-230 ribu ton per hari.

Aksi sabotase meningkat di areal kerja PT Freeport di Mimika, Papua sejak Senin (10/10) yang dipicu oleh bentrokan antara aparat kepolisian dengan karyawan di Terminal Gorong-gorong Timika.

Bentrokan itu mengakibatkan dua orang karyawan Freeport meninggal.

Kedua karyawan yang meninggal tersebut yaitu Petrus Ayamiseba, karyawan PT Pangansari Utama yang telah dimakamkan pada Jumat (14/10).

Korban meninggal lainnya yaitu Leo Wandegau, karyawan Bagian Sentral Servis PT Freeport.

Leo meninggal pada Sabtu (15/10) di kediamannya di Kwamki Lama Timika dan sejak Minggu (16/10) hingga saat ini jenazahnya masih disemayamkan di Check Point 1 Mil 28 dekat Bandara Mozes Kilangin Timika.

Beberapa hari lalu, tepatnya pada Jumat (14/10), tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri ditembak hingga tewas oleh segerombolan orang bersenjata yang tak dikenal di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro tepatnya di Mil 37.

(E015/B009)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011