Jakarta (ANTARA News) - Tidak selamanya atlet merasa puas terhadap pujian dan sanjungan ketika meraih sukses diberbagai even dan multi even internasional. Namun ada kalanya merasa jenuh dan frustasi setelah sadar prestasi yang dihasilkan belum bisa dijadikan tumpuan menggapai kehidupan dimasa mendatang saat pensiun.

Hal tersebut yang dialami mantan pejudo nasional Ceto Cosadek pada usia 42 tahun, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Setelah mempersembahkan lima medali emas bagi Merah-Putih di SEA Games sejak tahun 1987 hingga 1997, Ceto mulai merasa bingung dan memahami arti jerih payahnya membawa nama harum bangsa dan negara bagi kehidupannya dimasa mendatang.

Untuk itu dia berharap pada pemerintah maupun swasta agar memperhatikan kehidupan atlet saat pensiun nantinya. Seperti sekarang ini lahir Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) bisa berperanan mencarikan jalan keluar terhadap mantan atlet yang belum memiliki pekerjaan yang layak, karena kehidupan atlet bukan saja membutuhkan bonus atau penghargaan sesaat.

Mantan atlet memiliki kehidupan panjang saat mengarungi masa pensiunnya bersama sanak keluarganya. Hal itu yang mengilhami Ceto agar YOI tidak memberikan hadiah atau materi pada mantan atlet. Yang lebih utama adalah mencarikan jalan keluar di bidang usaha atau pekerjaan sesuai dengan keahliannya, bagi mantan atlet yang pernah mengharumkan negara.

Ketika belum mendapat pekerjaan yang layak dari pemerintah maupun swasta, Ceto mulai berpikir panjang dan akhirnya frustasi mengundurkan diri dari dunia judo.

"Saya mundur dari dunia judo setelah merasa tidak digunakan lagi, baik sebagai atlet maupun pelatih, padahal, saya mempunyai resep tersendiri untuk menjadikan atlet judo bisa berprestasi puncak. Kehidupan saya belum mapan membuka usaha bengkel," ujarnya.

Guna mengejar kehidupan dan masa depannya, akhirnya Ceto memberanikan diri mundur dan tidak menyentuh lagi dunia judo.

"Saya sangat mengharapkan peran swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) lebih banyak lagi bisa menyentuh kehidupan mantan atlet, supaya atlet yang sedang mengejar prestasi, termotivasi untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa ini, dan tidak ragu lagi  memasuki masa pensiunnya”, kata Ceto.

Atlet yang tersisa dan sangat diharapkan menyumbang medali emas di berbagai SEA Games hanya tertumpu pada Kresna Bhayu. Begitu juga di SEA Games XXVI Jakarta, November mendatang, tim judo Indonesia masih tertuju pada Bhayu meski usianya sudah berkepala tiga alias 36 tahun.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011