Jakarta (ANTARA News) - Dari 35 hingga 45 ekor populasi Badak Jawa, hanya empat diantaranya yang berjenis kelamin betina.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal International Union for Conservation Nature (IUCN) Simon an Stuart usai diterima Wakil Presiden Boediono di Kantornya di Jakarta, Rabu.

"Tadi Wakil Presiden menerima Sekjend IUCN, mereka mengungkapkan keinginan untuk membantu pelestarian Badak Jawa yang kini tinggal 35-35, dan persoalannya betinanya tinggal 4-5 ekor," kata Juru Bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat kepada wartawan di Kompleks Istana Wapres, Jakarta, Rabu.

Yopie mengatakan, menurut IUCN , saat ini Badak Jawa (Badak Bercula satu) kini hanya ada di Indonesia. Badak Jawa yang sebelumnya juga ada di Vietnam, telah punah setelah diburu.

IUCN, menurut Yopie , sangat prihatin dengan hal itu dan ingin membantu untuk pelestarian Badak Jawa. Apalagi, spesies badak ini hanya melahirkan satu badak, dengan masa kehamilan 16 bulan.

"Dengan hanya empat betina, ancaman kepunahan ini juga semakin nyata," kata Yopie. Selain itu, Badak Sumatera juga kini rawan kepunahan. Jumlah Badak Sumatera (badak bercula dua) diperkirakan hanya tinggal 200 ekor.

Untuk itu, IUCN, dalam perbincangan tersebut menawarkan bantuan sebesar 1,9 juta dolar pertahun untuk pelestarian badak, terutama Badak Jawa.

Selain itu, IUCN juga mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk menggalang perhatian dunia terhadap masalah Badak. IUCN juga mengharapkan Indonesia berinisiatif untuk melakukan program pelestarian badak dengan menggandeng empat negara yang kini masih memiliki habitat hewan berkulit tebal tersebut seperti Malaysia, Nepal dan India.

Badak kini terancam punah akibat adanya perburuan manusia terutama culanya yang digunakan untuk obat-obatan tradisional China. Cula badak dihargai mahal. Selain itu, juga habitatnya yang semakin menyempit.

(M041/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011