Yogyakarta (ANTARA News) - Kebudayaan yang membangun karakter bangsa akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti.

"Hal itu perlu dilakukan karena minimnya muatan kebudayaan yang terserap siswa dalam kegiatan pendidikan," katanya usai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, penerapan kurikulum kebudayaan menjadi penting karena selama ini muatan kebudayaan yang masuk dalam pendidikan masih sangat terbatas.

"Minimnya akses muatan kebudayaan dalam kegiatan pendidikan tampak dari tidak adanya pilihan dalam pelajaran untuk mengambil mata pelajaran bahasa Batak dan Jawa. Begitu pula dalam ekstrakurikuler untuk menari juga belum disediakan di semua sekolah," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik penyatuan pendidikan dengan kebudayaan, karena antara kedua bidang tersebut bisa terintegrasikan.

"Jika kebudayaan masuk ke kurikulum harus bersinergi dengan pendidikan. Kebudayaan dalam hal ini berarti nilai dan peradaban untuk membangun karakter bangsa dan manusia berkarakter," katanya.

Ia mengatakan untuk merealisasikan hal itu yang perlu diupayakan adalah payung yang tertinggi, yakni Undang-undang Kebudayaan, termasuk cetak biru pembangunan kebudayaan yang memuat kebijakan, strategi, dan program pembangunan kebudayaan lima tahun ke depan.

"Saya berharap cetak biru pembangunan kebudayaan 2012 sudah bisa masuk ke direktorat pendidikan. Nanti jika kebudayaan masuk dalam kurikulum, kekuatan lokal akan tumbuh subur," katanya.

Menurut dia, pada tahap awal akan dilakukan pengkajian apakah kebudayaan akan masuk dalam pelajaran pilihan atau wajib melalui kegiatan lintas budaya.

Selain itu, juga akan dikaji adanya kemungkinan pertukaran dari satu etnik ke etnik lain, dan adanya rancangan bagi siswa wajib mengunjungi museum.

"Kemungkinan yang bisa direalisasikan lebih dulu dan bisa terintegrasikan adalah siswa wajib mengunjungi museum," katanya.***4***

(L.B015*H010/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011