Ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W"
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, Djoko Susilo, meragukan kredibilitas Yayasan New7Wonders (N7W) selaku penyelenggara tujuh keajaiban dunia meski Taman Nasional Komodo salah satu finalisnya.

Dalam surat elektroniknya yang diterima antaranews.com, Selasa pagi ini, Djoko mengimbau publik di Tanah Air untuk berhati-hati karena berdasarkan penyelidikan timnya, yayasan New7Wonders tersebut tidak jelas keberadaannya.

Djoko membeberkan kesimpangsiuran Yayasan N7W dalam satu kronologi berisi 18 poin.

Secara khusus, Djoko mengajak masyarakat Indonesia untuk tak terbuai permainan yang diatur N7W, apalagi kekayaan-kekayaan budaya bangsa Indonesia sudah lebih dulu diakui dunia lewat UNESCO.

"Sebagaimana diketahui, pada 1991, Taman Nasional Komodo bersama Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan oleh UNESCO dimasukkan sebagai warisan dunia," kata Djoko.

Reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W, demikian Djoko.

"Ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W," sambungnya.  (*)

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011