Kupang (ANTARA News) - Kerajaan Liurai Waehali yang berpusat di Builaran, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur akan menggelar sebuah upacara adat untuk mengenang ekspansi dan kehadiran Portugis di Pulau Baramataus (Pulau Timor).

"Kegiatan tersebut akan berlangsung pada 11-11-2011 di Builaran, sebuah kerajaan tua di Pulau Timor dan akan menghadirkan keluarga besar yang memiliki hubungan dengan Portugis yakni Likusai, Laran dan Larantuka," kata pemrakarsa kegiatan tersebut Yosep Aryanto Ludoni di Kupang, Jumat.

Ludoni yang juga Direktur Yayasan Purnama Kasih (Yaspurka) Kupang itu mengatakan hubungan baik antara Kerajaan Liurai Waehali dan kerajaan-kerajaan lain di NTT dengan Portugis cukup baik di bidang pendidikan dan perdagangan.

"Dimensi kebaikan itu harus tetap dibina karena Portugis juga meninggalkan sejumlah sarana bersejarah seperti tongkat kerajaan yang bertuliskan Don Alenseo Waehali," ujarnya.

Ia menambahkan upacara adat tersebut sekaligus untuk mengenang hubungan baik Portugis dengan Kerajaan Liurai Waehali yang berlangsung sudah sekitar 500 tahun ini.

Pada puncak perayaan nanti, kata dia, akan ditampilkan bagaimana kesetiaan para leluhur dan keturunannya yang masih setia tinggal di rumah-rumah adat (pemali) yang jauh dari keramaian serta masih setia mempertahankan nilai-nilai sejarah yang diwariskan para leluhur.

Saat ini, kata dia, keturunan raja yang tinggal dan mewarisi kerajaan Liurai Waehali di Builaran sebanyak 15 keturunan.

Kegiatan tersebut mengambil tema "Pendidikan Sejarah dan Multibudaya Menuju Indonesia Jaya" dengan tujuan mendukung kebesaran Bangsa Indonesia, selain mengenang perjalanan Bung Karno di Builaran pada saat itu.

Ia menambahkan, pada puncak kegiatan akan dilakukan ritual seremoni dengan doa sakral memberkati bibit tanaman untuk ditanam di musim tanam tahun ini.

Doa tersebut dimaksudkan agar bibit tersebut dapat tumbuh untuk menjawab musim paceklik yang melanda para petani.

"Ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa kegiatan luhur tersebut membawa hasil yang maksimal," kata Ludoni.

Dia berharap, kegiatan ini membuka jalan bagi kesuksesan dan keberhasilan usaha petani, karena diberkati oleh Liurai Sonbai Maromak.

Leluhur, kata dia diyakini sebagai pelindung dan penjaga keturunan kerajaan hingga saat ini. (ANT-295/L003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011