Washington (ANTARA News) - NATO dapat memberi nasehat keamanan dan pelatihan militer kepada Libya jika pemimpin baru negara itu memintanya, kata duta besar Amerika Serikat untuk aliansi tersebut, Senin.

"NATO siap, jika diminta oleh pemerintah baru Libya, untuk mempertimbangkan cara-cara dimana mereka dapat membantu pemerintah Libya, terutama di bidang pembaruan pertahanan dan keamanan," kata Ivo Daalder, duta besar AS untuk NATO, kepada wartawan, lapor AFP.

"Tapi itu benar-benar untuk periode sedang dan lebih lama," katanya.

Aliansi itu memiliki keahlian dalam membantu pembaruan pertahanan, yang mencakup pelatihan, dan "membantu membentuk kementerian pertahanan", katanya.

Untuk sekarang ini, bagaimanapun, NATO belum mendapatkan peran setelah berakhirnya serangan udaranya di atas Libya, Operasi United Protectors, katanya.

Serangan pemboman yang dipimpin NATO, yang dilancarkan berdasar mandat PBB, berakhir pada 31 Oktober setelah tergulingnya rezim Muamar Gaddafi dan kematiannya bulan lalu.

Daalder juga mengatakan Libya dapat meningkatkan hubungannya dengan aliansi transatlantik itu dengan bergabung dengan "dialog Mediteranian" NATO, kelompok kemitraan yang terdiri atas Maroko, Mesir, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Jordania dan Israel.

Pernyataannya itu dibuat saat Presiden AS Barack Obama, Senin, bertemu dengan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen, dengan para pejabat Gedung Putih memuji pendekatan AS pada operasi di Libya yang dilancarkan Maret lalu itu. (S008/A023)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011