Yogyakarta (ANTARA News) - Rasa kebersamaan masyarakat sudah mulai pudar, sehingga ikatan primordial menjadi sangat kuat, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Kondisi itu mencerminkan lemahnya ketahanan sosial," katanya dalam sambutan yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sigit Sapto Rahardjo di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia pada sarasehan dalam rangka menyambut Hari Ibu 2011 Tingkat Provinsi DIY, kondisi itu dirasakan sangat memprihatinkan, karena dapat menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal yang akan mengancam persatuan bangsa.

"Wawasan kebangsaan yang kehilangan hakikat akan menimbulkan perpecahan. Hal itu ditambah dengan terjadinya krisis ekonomi yang bekepanjangan yang dapat berdampak pada krisis sosial dan politik yang tidak sehat," kata Sultan.

Ia mengatakan, masyarakat dihadapkan pada situasi yang tidak menentu seperti isu demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pluralisme, yang akan berdampak pada keragaman dan kebangsaan.

"Kondisi itu menjadi tantangan bagi Bangsa Indonesia untuk mencari solusi yang baik dan bisa diselesaikan bersama," kata Sultan.

Menurut dia, masyarakat harus menyadari bahwa keberadaan negara Indonesia adalah negara yang beraneka, baik kebudayaan, adat istiadat, agama maupun ras atau sukunya yang memiliki nilai norma sendiri-sendiri.

"Dengan keanekaragaman itulah kita bisa bersatu, sehingga memberi corak kebanggaan dengan ciri khas Bangsa Indonesia dalam satu naungan Merah Putih dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu," katanya.

Ketua Panitia Sarasehan, Christina mengatakan, kegiatan itu bertujuan Untuk memberdayakan peran wanita dan meningkatkan pemahaman pentingnya menghargai keberagaman bangsa.

"Kegiatan itu juga untuk mendorong wanita agar berperan dalam mewujudkan situasi yang kondusif, sehingga persatuan dan kesatuan bangsa selalu terjaga," katanya.

Menurut dia, sarasehan tersebut terselenggara atas kerja sama Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Provinsi DIY dan Panitia Peringatan Hari Ibu Tingkat Provinsi DIY.

"Selain sarasehan, juga dilaksanakan berbagai kegiatan sosial, di antaranya donor darah dan penanaman pohon. Kegiatan sosial itu merupakan wujud kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan," katanya.

(L.B015*H010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011