Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di daerah Koto Baru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumbar, pada Minggu pagi sekitar 06.30 WIB kembali meletus dan mengeluarkan asap hitam disertai abu vulkanik.

Pantauan ANTARA di daerah Sungaipuar, Kabupaten Agam, Minggu, terlihat asap hitam disertai abu vulkanik ini menyembur dari puncak gunung diperkirakan setinggi 200 - 500 meter mengarah ke barat gunung.

Semburan asap hitam disertai abu vulkanik itu berlangsung sekitar 15 menit kemudian membentuk awan sebelum pecah di sekitar lereng puncak gunung.

Pada Sabtu (19/11) kemarin, sekitar pukul 08.00 WIB, gunung ini terlihat hanya menyemburkan asap putih tebal yang berlangsung sekitar lima menit mengarah ke timur gunung.

Asap putih yang disemburkan gunung tersebut diperkirakan setinggi 50 - 100 meter di atas puncak kawah gunung, namun pada siang hingga sore gunung tampak tidak lagi menyemburkan asap putih maupun hitam.

Kemudian, Minggu (20/11) pagi sekitar pukul 06.30 WIB gunung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas dimana terjadi letusan disertai semburan abu vulkanik.

Petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB) Bukittinggi, Warseno, Minggu, menyebutkan aktivitas gunung terjadi secara fluktuatif sudah berlangsung cukup lama.

"Gunung terkadang meletus dengan menyemburkan abu vulkanik. Terkadang gunung hanya menyemburkan asap putih tebal dan sesekalinya tipis dengan tekanan sedang," katanya.

Kata dia, meski peningkatan aktivitas gunung berlangsung secara fluktuatif, status waspada level II masih diberlakukan.

"Larangan masyarakat dan pendaki melakukan pendakian sampai tiga kilometer dari puncak gunung masih diberlakukan," katanya.

Salah satu gunung aktif di Sumbar mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.

Gunung itu sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.

Gunung Marapi terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat. (ANT-275/E001)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011