Washington (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Minggu, menyerukan dilancarkannya tindakan terhadap Iran guna "menghentikannya dari membuat senjata nuklir", dan mengatakan "waktunya sudah tiba".

Ia tak mau mengatakan secara langsung apakah negaranya akan menyerang Iran, dan menyatakan, "Saya kira itu bukan topik untuk pembicaraan secara terbuka."

"Tapi saya bisa memberitahu anda bahwa laporan IAEA memiliki dampak yang membuat tenang bagi banyak pemimpin dunia, dan orang mengerti bahwa waktunya sudah tiba," kata Barak dalam wawancara dengan jaringan TV CNN.

Ia merujuk kepada laporan yang dikeluarkan pada 8 November oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang berisi dugaan mengenai kegiatan yang ditujukan untuk membuat bom atom secara gelap oleh Iran. Laporan tersebut membuat AS dan beberapa negara Eropa mempertimbangkan untuk memperpanjang sanksi atas negara Persia itu.

Beberapa hari sebelum dikeluarkannya laporan IAEA tersebut, media Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Barak sedang mengupayakan dukungan kabinet bagi serangan militer terhadap Iran.

Barak mengatakan pemimpin IAEA Yukiya Amano "memberitahu secara langsung apa yang ia temukan", sehingga membuat program nuklir Iran "masalah utama bagi sanksi, bagi diplomasi intensif, yang sangat mendesak".

"Orang mengerti sekarang bahwa Iran bertekad menjangkau senjata nuklir. Tak ada penjelasan lain yang mungkin atau dapat dibayangkan bagi apa yang benar-benar telah mereka kerjakan. Dan itu mesti dihentikan," kata Barak sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin.

Barak menuduh Iran yang memiliki senjata nuklir "akan mengubah" seluruh wilayah tersebut jadi daerah nuklir, termasuk negara regional seperti Arab Saudi, Turki dan Mesir, serta memicu resiko membiarkan bahan nuklir jatuh ke tangan pelaku teror.

"Biar saya beritahu anda, kami menyarankan sejak lama kepada semua pelaku agar bertindak `secara tulus dan aktif` guna ... melucuti mereka atau mencegah mereka memiliki nuklir," katanya. "Dan kami telah terus menyarankan kepada semuanya agar tak memberi pilihan, tak menghilangkan pilihan apa pun dari meja."

"Kami bersungguh-sungguh. Kami juga memperhatikannya. Kami berharap yang lain juga melakukannya," ia menambahkan.

Sementara itu Iran mengumumkan kesiapannya untuk mengembangkan kerja sama dengan IAEA jika badan itu "melakukan pendekatan yang seimbang" dengan Republik Islam tersebut, kata kantor berita ISNA --yang mengutip Menlu Iran Ali Akbar Salehi, Ahad.

"Kami siap untuk bekerja sama dengan lembaga itu [IAEA] lebih dari sebelumnya, jika lembaga tersebut melakukan pendekatan yang seimbang dan sesuai dengan undang-undang serta perjanjian perlindungan," kata Salehi.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011