Denpasar (ANTARA News) - Avip Priatna, salah satu konduktor musik Tanah Air, menggelar konser "The Symphony of My Life" yang dilaksanakan di Aula Simfonia, Kemayoran, Jakarta.

"Konser tersebut adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas pencapaian karir saya selama 20 tahun," kata Avip melalui siaran persnya di Denpasar, Sabtu.

Dia menjelaskan, dalam konser itu akan tampil solois dari Jerman, Bettina Jensen (Soprano) dan Farman Purnama (Tenor), Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers dan Paduan Suara Universitas Katolik Parahyangan.

Dalam pergelaran itu, tambah Avip, dirinya bertindak sebagai konduktor "choral" dan "orchestral", yang mempersembahkan tiga karya monumental yaitu Simfoni no.7 karya LV Beethoven, Titah dan Gloria, Francis Poulenc.

"Karya-karya tersebut akan dibawakan oleh tiga kelompok musik yang merupakan bagian penting dalam karier saya, yakni Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers dan Paduan Suara Unika Parahyangan," ujarnya.

Simfoni No. 7 karya LV Beethoven akan menjadi karya pembuka konser. Lagu ini merupakan karya simfonik pertama yang dibawakan Avip Priatna saat menempuh diploma di University of Music and Performing Art Vienna, Austria.

"Dengan karya ini saya berhasil memperoleh predikat `distinction`, dengan pujian dari semua profesor penguji di sekolah tersebut," katanya mengungkapkan.

Dia menambahkan, lagu "Titah" merupakan karya Fero Aldiansya yang khusus diciptakan untuk konser ini. Komposisi ini diangkat dari surat Al Hujuraat ayat 13, yang menyatakan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda tapi pada hakekatnya adalah satu keturunan, perbedaan itu justru diciptakan agar manusia dapat lebih mengenal dan dapat saling belajar satu dengan yang lainnya.

Konsep pluralisme inilah yang menjadikan karya ini begitu berharga bagi Avip Priatna sebagai konduktor yang berhasil membawa Indonesia dan ke-Indonesia-an ke ajang internasional. Solis tenor Farman Purnama akan tampil membawakannya.

Avip mengatakan, karya penutup yang akan disuguhkan dalam konser itu adalah Gloria, karya Francis Poulenc.

"Saat pertama kali mendengarkan komposisi ini ketika saya masih mahasiswa di Fakultas Teknik Arsitektur Unika Parahyangan yang membuat dirinya ingin lebih mendalami dunia paduan suara. Inilah yang membuat komposisi ini monumental.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011