Bengkulu (ANTARA News) - Ribuan warga Bengkulu menyaksikan "tabot tebuang" atau tabot terbuang yang merupakan puncak upacara tabot di daerah itu pada 26 November hingga 6 Desember 2011.

"Ritual "tabot tebuang" bermakna membuang semua perbuatan buruk karena diyakini kebaikan pasti bisa mengalahkan kejahatan," kata Ketua Kerukunan Keluarga Tabot Bengkulu Syaiful Hidayat, Selasa.

Ritual tabot tebuang diawali dengan berdoa yang dilakukan oleh 17 keluarga keturunan tabot di gerga (markas) Imam yang berada di Kelurahan Berkas dan gerga Bangsal di Kelurahan Malabro, Kota Bengkulu.

Selanjutnya, kerukunan keluarga tabot bersama 17 unit tabot ritual berangkat menuju Gedung Daerah untuk bergabung dengan tabot turutan dan tabot pembangunan. Puluhan tabot tersebut dilepas oleh Asisten Gubernur Bengkulu sekitar pukul 11.00 WIB di depan Gedung Daerah untuk diarak menuju makam Imam Senggolo di Karabela Kota Bengkulu.

Berdasarkan pantauan, ribuan masyarakat menyaksikan arak-arak puluhan tabot yang menuju tempat makam Imam Senggolo di Karabela. Untuk memenuhi antusias warga, Pemerintah Kota Bengkulu meliburkan Pegawai Negeri Sipil dan pelajar agar dapat menyaksikan pembuangan tabot-tabot tersebut.

Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husien dalam perang di Padang Karbala Irak.

Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husien yang diarak keluarga tabot Bengkulu untuk mengikuti ritual tabot tebuang pada 10 Muharam menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.
(ANT-213/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011