Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke-17 yang berlangsung di Durban Afrika Selatan menghasilkan "Durban Platform" yang turut disambut baik oleh delegasi Indonesia.

"Kami menyambut baik dihasilkannya `Durban Platform` karena sejak awal persidangan COP-17 Delegasi RI mengupayakan hasil yang berimbang dalam keputusan tersebut," kata Ketua Delegasi RI Rachmat Witoelar dalam siaran persnya, Senin.

Rachmat menghargai usaha Presiden COP17 yang telah bersungguh-sungguh menjembatani berbagai perbedaaan pandangan dan sikap negara anggota UNFCCC yang berjumlah 194 negara.

Ketua Tim Perunding/ Negosiator Delegasi RI, Tazwin Hanif, mengatakan ada dua kesepakatan utama dari COP17 Durban yaitu diperpanjangnya mandat Kelompok Kerja Adhoc untuk Kerja sama Jangka Panjang (the Ad Hoc Working Group on Long-term Cooperative Action under the Convention/AWG-LCA) dan dibentuknya badan baru yaitu Kelompok Kerja Adhoc Durban Platform (Adhoc Working Group on Durban Platform).

"Adhoc Working Group on Durban Platform pada waktunya nanti akan bertugas menyepakati kerangka multilateral perubahan iklim dengan dua pilihan utama, yaitu membentuk protokol baru atau melalui format hukum lain yang memiliki `legal certainty` pasca berakhirnya komitmen kedua Protokol Kyoto," kata Tazwin.

Sementara hasil keputusan dari Kelompok Kerja Adhoc untuk Komitmen dibawah Protokol Kyoto (the Ad Hoc Working Group on Further Commitments for Annex I Parties under the Kyoto Protocol/AWG-KP) antara lain adalah disepakatinya komitmen kedua dari Protokol Kyoto yang dimulai 2013 sampai 2017, atau sampai 2020.

Konferensi perubahan iklim berlangsung sejak 28 November-11 Desember 2012.(*)

D016/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011