Jakarta (ANTARA News) - Alfamart mengajak sekitar 500 anak yatim di 12 kota menonton film "Garuda di Dadaku 2" dengan harapan dapat menjadi inspirasi bagi mereka dalam menggapai cita-cita dan meningkatkan apresiasi pada film nasional.

Choirullah, Senior Corporate Communication Manager Alfamart, dalam siaran pers yng diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan kegiatan nonton bareng dengan anak yatim juga dilakukan pada "Garuda Di Dadaku"

"Saat itu, dua tahun lalu, kami berhasil mengajak hingga 700 anak yatim. Kali ini kami mengajak 500 anak, smoga nanti juga bisa lebih lagi," kata Choirullah.

Keduabelas kota yang akan dijadikan tempat nonton bareng film "Garuda di Dadaku 2" adalah Palembang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Bekasi dan Makassar.

?Jalan cerita film ini sangat bagus dan bisa dijadikan inspirasi bagi anak-anak untuk menggapai cita-cita, mempererat persahabatan dan kepedulian sosial," katanya.

Disamping itu Alfamart juga memiliki program CSR terkait dengan dunia seni, kata Choirullah, yakni Alfamart Vaganza yang peduli dengan kemajuan perfilman nasional walaupun masih dalam batas nonton bareng.

Sebagai perusahaan ritel yang kerap terlibat dalam promosi film bergenre pendidikan dan inspiratif, Alfamart juga mengajak para pelanggan setianya yang tergabung dalam anggota pengguna Kartu AKU BNI, Kartu AKU dan A Flazz BCA untuk nonton bareng sekuel kedua film yang skenarionya ditulis oleh Salman Aristo tersebut.

Acara nonton bareng ini digelar di 12 kota di seluruh Indonesia dan didukung pula oleh Bank Negara Indonesia (BNI) serta Walls.

Film "Garuda di Dadaku" disutradarai Ifa Isfansyah yang mengisahkan seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) yang bercita-cita menjadi pesepakbola namun mendapat tentangan dari sang kakek.

Dua tahun berlalu, kini sekuel keduanya disutradarai oleh Rudy Soedjarwo.

Di film "Garuda di Dadaku 2" ini, Bayu tak lagi berhadapan dengan kakeknya sendiri, namun lebih kepada persoalan-persoalan pencarian jati diri dan percintaan serta persoalan lain yang menghadang mimpinya menjadi pesepakbola.
(Tz.E007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011