Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin baru Korea Utara (Korut) pasca-meninggalnya Kim Jong-Il kemungkinan besar berupaya menunjukkan ketegasannya dengan bersikap lebih keras terhadap Barat, kata pengamat hubungan internasional di Jakarta, Begi Hersutanto, Senin.

Selain itu, pemimpin baru Korut akan bersikap lebih keras terhadap berbagai tekanan internasional terkait dengan masalah demokrasi bagi rakyat dan program nuklirnya, serta berupaya menunjukkan sikap tegas, yang cenderung tidak kompromis, terhadap masalah berbagai keteganggan dengan negara di sekitarnya, ujar Direktur Indonesia Center for Democracy, Defence, and Diplomacy (IC3D) itu kepada ANTARA News.

Ia mengatakan, ada spekulasi dan kekhawatiran dari kematian pemimpin Korea Utara tersebut, yang tentu berlanjut dengan pengalihan kepemimpinan.

"Semua pihak dengan seksama mencermati dan memperhatikan karakter dan pandangan pemimpin baru Korea Utara itu," kata Begi.

Menurut dia, dari sudut pandang junta militer, pemimpin baru tersebut akan dibandingkan dengan kepemimpinan sebelumnya. Dengan tekanan dan beban psikologis tersebut, maka pemimpin baru Korut akan bergegas membuktikan mutu kepemimpinannya setidak-tidaknya setara dengan pemimpin sebelumnya.

"Jika menjadi kenyataan, maka kemungkinan tersebut dikhawatirkan menjadi kontra-produktif dengan upaya menciptakan stabilitas kawasan itu dan upaya de-nuklirisasi," katanya.

Begi, yang juga dosen luar biasa President University, mengatakan bahwa banyak pihak berharap banyak kepemimpinan Korut mendatang membawa perubahan baik bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyatnya, dan membawa perubahan baik bagi prospek stabilitas di kawasan tersebut.

Kantor berita Korut (KCNA) melaporkan, Kim meninggal pada Sabtu pada usia 69 tahun, dan akan dimakamkan di Pyongyang pada Kamis, setelah menderita stroke pada Agustus 2008, yang meninggalkan gangguan gerakan di lengan dan kaki kiri.

Kim memerintah Korut sejak 1994, meneruskan kepemimpinan ayahnya, Kim Il-sung, yang meninggal pada tahun sama. Pada 2010, Kim Jong-il dikabarkan mewariskan kekuasaannya kepada putra ketiganya, Kim Jong-un.
(T.M016/B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011