Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) menilai rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera kurang efektif, karena terkesan mengabaikan keberadaan laut, padahal laut memiliki potensi sangat besar.

Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Y Paonganan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menilai, pembangunan JSS hanya akan menghamburkan anggaran walaupun itu dana investor.

"Pembangunan JSS terkesan kurang menghormati bahwa Indonesia sebagai negara bahari dengan jumlah pulau sangat banyak," katanya.

Doktor bidang Kelautan lulusan IPB itu menilai JSS rawan roboh, karena rentannya jembatan tersebut dekat dengan Gunung Anak Krakatau yang sewaktu-waktu bisa meletus.

Selain itu, katanya, dengan adanya jalur gempa di selatan Pulau Jawa dan sepanjang pesisir barat Sumatera akan sangat riskan terhadap jembatan tersebut.

Oleh karena itu, kata Paonganan, IMI tidak setuju pembangunan JSS yang panjangnya sekitar 31 Km dengan biaya yang cukup, karena riskan baik dari sisi kerentanan terhadap gempa maupun dari sisi ekologis perairan laut Jawa.

"Kami siap menggalang dukungan melalui jejaring sosial untuk menolak pembangunan JSS," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah sudah mulai mematangkan rencana pembangunan JSS tersebut. Rencananya, pemerintah segera membentuk badan pelaksana yang harus segera terbentuk dalam setahun ke depan.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012