Kabul (ANTARA News) - Seorang tentara Afghanistan menembak mati satu rekannya dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan tewas ketika pertengkaran berakhir dengan baku tembak pada Minggu, kata sumber keamanan Afghanistan dan pasukan NATO.

"Di pangkalan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) dekat kantor gubernur di Zabul (di selatan), enam prajurit ISAF dan tiga tentara ANA (Tentara Negara Afghanistan) berselisih, yang berakhir dalam bakutembak," kata sumber pasukan keamanan Afghanistan di NATO kepada kantor berita Prancis AFP.

"Seorang tentara ANA membunuh prajurit dari ISAF. Ia tewas sesudah ISAF menembaknya," tambah sumber itu mengacu pada Pasukan Bantuan Keamanan Asing pimpinan NATO. Sejumlah tentara lain luka dalam tembak-menembak tersebut.

Pernyataan ISAF mengatakan, "Anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing tewas hari ini di Afghanistan selatan, tampaknya oleh anggota Tentara Negara Afghanistan."

Itu yang terkini dari serangkaian bentrok mematikan di antara tentara ISAF dengan "rekannya" dari Afghanistan.

Pada 24 Desember, seorang tentara Afghanistan tewas dalam tembak-menembak dengan pasukan Amerika Serikat di propinsi baratdaya, Farah, setelah ia melepaskan tembakan ketika bertengkar, kata pejabat tentara dan polisi Afghanistan.

Lima hari kemudian, seorang pria mengenakan seragam tentara Afghanistan menembak mati dua anggota Legiun Asing Prancis, yang bertugas di ISAF.

Pada kesempatan itu, Taliban menyatakan bertanggung jawab, dengan mengatakan tentara tersebut masuk tentara untuk melakukan serangan di propinsi Kapisa, wilayah rawan di bagian timur negara itu.

Tentara ISAF dalam upaya penyerahan keamanan kepada pasukan setempat sebelum penarikan pasukan semua pasukan tempur asing pada akhir 2014.

Pasukan asing itu sering melakukan gerakan bersama dengan tentara dan polisi Afghanistan melawan pejuang pimpinan Taliban.

Untuk pertama kali dalam delapan tahun, jumlah tentara Barat tewas di Afghanistan turun pada 2011.

Jumlah itu masih tetap tinggi dengan 566 tewas, tapi turun dari jumlah pada 2010, yakni 711 orang, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan.

Perlawanan pimpinaan Taliban Afghanistan menyengit dalam beberapa tahun belakangan, dengan peningkatan dalam serangan bom jalanan dan ledakan jibaku.

Sekitar 130.000 tentara asing di Afghanistan bersama pasukan pemerintah negara terkoyak perang itu melawan gerilyawan pimpinan Taliban.

Sejumlah 2.858 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.873 orang, diikuti Inggris dengan 395, Kanada (158), Prancis (78), Jerman (53), Italia (42), Denmark (42), Polandia (35), Spanyol (34), Australia (32), Belanda (25), dan sisanya dari negara lain.

Taliban menggunakan bom rakitan IED, yang mudah dan murah dibuat, sebagai senjata unggulan dalam perang sedasawarsa melawan Amerika Serikat dan sekutunya itu, yang sudah menewaskan lebih dari 50 persen korban di kalangan tentara asing.

Pejuang garis keras itu, yang memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001 saat serbuan pimpinan Amerika Serikat, melancarkan perlawanan 10 tahun untuk mengusir tentara Barat dan kembali ke kekuasaan.

Taliban digulingkan akibat tidak mau menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh mendalangi serangan terhadap Amerika Serikat tiga bulan sebelumnya. (B002/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012