Washington (ANTARA News) - Juru bicara Gedung Putih, Senin (9/1), mengutuk Iran karena menjatuhkan hukuman mati atas tersangka "mata-mata CIA" Amir Hekmati, dan mengatakan Republik Islam tersebut "memiliki sejarah secara keliru mendakwa orang".

Dalam taklimat rutin, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan Amerika Serikat telah melihat laporan terkait dan Departemen Luar Negeri sedang berusaha melalui Kedutaan Besar Swiss di Teheran untuk mengkonfirmasi kebenaran berita itu.

"Jika benar, kami dengan keras mengutuk putusan semacam itu dan akan bekerja-sama dengan mitra kami untuk menyampaikan pengutukan kami kepada pemerintah Iran," katanya.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah kantor berita setengah resmi Iran, Fars, Senin, melaporkan satu pengadilan Iran telah menjatuhkan hukuman mati atas "mata-mata CIA" Amir Hekmati.

Hekmati, warga negara AS-Iran, didakwa "bekerja sama dengan pemerintah yang bermusuhan --AS, menjadi anggota CIA dan melakukan upaya untuk menuduh Iran melakukan aksi terorisme", kata Fars.

Dalam pemeriksaan pengadilan, Hekmati mengakui ia bermaksud menembus sistem intelijen Iran untuk membantu CIA dan mengatakan ia ditipu oleh Badan Intelijen Pusat AS tersebut, kata Fars sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. Fars tidak menjelaskan kapan pengadilan itu digelar untuk mendengar pernyataan terdakwa.

Carney mengatakan dakwaan kegiatan mata-mata terhadap Hekmati "palsu". Ia menambahkan pemerintah Iran "memiliki sejarah secara keliru menuntut orang".

"Kami menyeru pemerintah Iran agar memberi hak perlindungan Swiss akses segera ke Hekmati, memberi dia akses ke penyuluhan hukum dan membebaskan dia tanpa penundaan," katanya.

Ketika ditanya apakah pemerintah Presiden Barack Obama akan bertindak guna mencampuri dan melindungi Hekmati, Carney tak bersedia berspekulasi mengenai itu. Ditambahkannya, "Kami menanggapi masalah ini secara sungguh-sungguh dan kami menanganinya dengan cara yang sesuai."

Di Departemen Luar Negeri AS, wanita juru bicara Victoria Nuland menyampaikan pesan serupa dan mengutuk putusan itu "dengan sekeras mungkin" serta menggambarkannya sebagai "rekayasa".

Pada 17 Desember, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan kementerian tersebut telah menangkap seorang mata-mata AS di negeri itu. Kementerian tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan mata-mata itu adalah staf analis CIA yang bertugas menembus aparat intelijen Iran. (C003/A011)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012