Hubungan yang khusus dan khas antara Indonesia dan Belanda perlu dikelola dengan baik ...
Den Haag (ANTARA News)  - Bagi Retno Marsudi, wanita pertama yang menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Den Haag bukanlah kota yang asing. Apalagi dia  pernah bertugas sebagai pejabat Counselor Ekonomi di KBRI Den Haag dalam kurun waktu 1997-2001.

Keberadaan Retno di kota itu, membangunkan memorinya pada masa silam. Dia ingin segera bertemu dengan teman-teman lama maupun baru, menikmati olahraga joging, dan bersepeda, serta terus mempromosikan makanan dan restoran Indonesia di negara tersebut.

Belanda yang merupakan mitra perdagangan, investasi, dan pariwisata yang penting, sekaligus sebagai pintu gerbang ke Eropa bagi Indonesia, tampaknya membutuhkan sosok seperti Retno.

Selain menguasai medan, dia juga punya pengalaman diplomatik yang luas. Pemerintah pun mempercayakan jabatan itu kepada Retno untuk terus memperjuangkan kepentingan Indonesia di Negara Kincir Angin itu.

"Hubungan yang khusus dan khas antara Indonesia dan Belanda perlu dikelola dengan baik untuk menjamin kemitraan yang saling menguntungkan antara kedua negara," kata Dubes Retno melalui surat elektronik yang diterima ANTARA News, Sabtu.

Duta Besar wanita Indonesia pertama untuk Kerajaan Belanda, yang tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, 13 Januari 2012,  itu diharapkan membawa ide-ide segar dan semangat baru dalam upaya terus memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Belanda.

Duta Besar Retno Marsudi pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri RI sejak April 2008 s.d. Januari 2012. Tugasnya mengelola hubungan Indonesia dengan 87 negara di Eropa dan Amerika.

Sebelum itu, dia menjabat sebagai Duta Besar LBBP untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia dari tahun 2005 hingga 2008.

Duta Besar Retno Marsudi dianugerahi Bintang Jasa (Grand Officer, penghargaan tertinggi kedua) oleh Raja Norwegia. Dia adalah orang Indonesia pertama yang dianugerahi bintang jasa tersebut.

Dia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral antara Indonesia dan negara-negara mitra, termasuk Uni Eropa, ASEM (Asia-Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation).

Retno juga pernah menduduki berbagai jabatan penting di Kemlu RI, termasuk sebagai Direktur Eropa Barat (2003-2005) dan Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Amerika-Eropa (2001-2003).

(D007)

Oleh D.Dj. Kliwantoro
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2012