Di Indonesia ada penelitian yang mengungkap tentang hal itu, yaitu The Indonesia Hydration (THIRST) yang melakukan pemeriksaan urin terhadap 1.200 sampel dewasa dan remaja di enam kota Indonesia, bahwa sekitar separuh orang dewasa dan remaja mengalam
Medan (ANTARA News) - Air merupakan zat gizi esensial untuk hidup sehat dan aktif serta merupakan komponen utama dalam gizi seimbang. Air yang dalam seharinya dibutuhkan lebih dari dua liter diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya terutama untuk mengatur proses kehidupan.

Namun demikian penyampaian pesan untuk minum air yang aman dan dalam jumlah cukup setiap hari seringkali terabaikan. Padahal air memiliki fungsi yang sangat vital bagi kehidupan, tidak hanya berfungsi bagi kesehatan, daya ingat, dan stamina.

Fungsi air juga seringkali dilupakan, padahal kekurangan air tubuh satu persen saja dari berat tubuh sudah dapat menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi tubuh. Masyarakat termasuk tenaga kesehatan selama ini cenderung lebih memperhatikan makanan dibanding minuman.

Menurut Wakil Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr Fauzi Masjhur MKes dalam acara "Simposium Hydration and Health" untuk Sosialisasi Peranan Air Bagi Kesehatan baru-baru ini di Medan mengatakan, dewasa ini di dunia termasuk di Indonesia sedang menghadapi masalah dehidrasi ringan kronik.

"Di Indonesia ada penelitian yang mengungkap tentang hal itu, yaitu The Indonesia Hydration (THIRST) yang melakukan pemeriksaan urin terhadap 1.200 sampel dewasa dan remaja di enam kota Indonesia, bahwa sekitar separuh orang dewasa dan remaja mengalami dehidrasi ringan," katanya.

Air berguna sebagai pelarut berbagai partikel termasuk zat gizi agar berfungsi dengan baik dalam sel dan jaringan tubuh. Air diperlukan untuk melembabkam jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ dan jaringan tubuh, membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh.

Selain itu air juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pelumasan sendi, meringankan beban ginjal dan hati dengan melarutkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat-zat gizi dan oksigen ke sel.

Salah satu masalah yang sering timbul akibat kurangnya asupan cairan adalah masalah dehidrasi yakni kondisi jumlah air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal.

Dehidrasi terbagai atas tiga kategori, pertama kategori ringan yang ditandai rasa haus, bibir kering, gangguan mood, mengantuk dan lelah, warna urin kuning, otot lemah, sakit kepala serta pusing, silau jika melihat sinar.

Sedangkan kategori sedang dan berat ditandai dengan haus dan kerongkongan kering, urin sedikit dan berwarna kuning gelap, perasaan mengantuk dan pusing, mengalami gangguan konsentrasi, suhu badan meningkat, amat sedikit keringat bila dalam suasana panas.

Hidrasi tingkat berat ditandai dengan rasa haus yang ekstrim, warna urin kuning coklat seperti warna teh pekat, kulit kering, menggigil, mata cekung, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas badan ektrim dan kesadaran menurun bahkan pingsan dan fatal pada kondisi paling ekstrim.

Cara yang sederhana untuk melihat kecukupan air dalam tubuh adalah dengan mencermati warna urin. Konsep ini dikembangkan pertama kali oleh Prof Lawrence Armstrong, ahli fisiologi dan pakar nutrisi dari Amerika Serikat.

Prof Lawrance Armstrong menciptakan tabel warna urin yang telah diadaptasi IDI dalam bentuk kartu Periksa Urin Sendiri (PURI). Pengguna kartu PURI sangat mudah, cukup dengan membandingkan warna air seni dnegan warna dikartu PURI.

Kartu Puri ini dibagikan secara gratis sebagai salah satu upaya IDI meningkatkan kesadaran masyarakat untuk minum air putihj minimal dua liter sehari untuk mencegah dehidrasi.

"Kartu ini berupa stiker yang pragtis ditempel di pintu kamar kecil di rumah, kantor, tempat umum maupun sekolah-sekolah. Ini mendukung setiap upaya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," katanya.


70 Persen Tubuh Terdiri dari Air

DR dr Parlindungan Siregar, ahli ginjal hipertensi dari Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan yang sama mengatakan, berat badan manusia sebagian besar terdiri dari air yakni mencapai 60-70 persen.

Air merupakan zat gizi yang penting karena air terlibat dalam semua fungsi tubuh meliputi transportasi zat gizi dan produk akhir metabolisme, serta fungsi organ tubuh termasuk fungsi ginjal.

"Bila tubuh tidak mendapat cukup air, maka tubuh akan berusaha mempertahankan fungsi tubuh pada ketidakcukupan air adalah tubuh akan menurunkan pengeluaran urin. Hal ini berarti urin menjadi lebih pekat dan selanjutnya berdampak terbentuknya batu ginjal," katanya.

Menurut dia, asupan air yang cukup perhari dapat mencegah pembentukan urin yang pekat, dengan demikian juga dapat mencegah terjadinya batu ginjal. Dengan asupan air yang cukup maka tidak ada kesempatan produk metabolik, racun ataupun bakteri yang mengendap.

Asupan air yang cukup akan dengan cepat mengeluarkan produk-produk metabolik bersama urin. Walaupun sudah terbentuk kristal kecil atau infeksi, asupan air yang cukup dapat membantu mengeluarkannya bersama dengan urin.

Minum air juga dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kemih (Urinary tract infention/UTI) yakni ditandai dengan gejala rasa sakit pada saat berkemih.

Penderita juga merasa ingin berkemih tapi jumlah yang keluar hanya sedikit, adanya rasa nyeri di pinggang atau perut bagian bawah atau posisi tepatnya diatas tulang kemaluan dan terkadang disertai rasa mual.

Mengenai jumlah kebutuhan air pada berbagai usia, Parlindungan mengatakan terdapat perbedaan fisiologis antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam hal cairan dalam tubuh. Perbedaan tersebut mencakup perbedaan komposisi, metabolisme dan derajat kematangan sistem pengaturan air dan elektrtonik.

Metabolisme air juga sangat berbeda pada bayi bila dibandingkan dengan pada anak dan orang dewasa. Kecepatan siklus air pada bayi sangat tinggi yakni sekitar lima kali lebih besar per kilogram berat badan bila dibandingkan dengan orang dewasa.

Oleh karena itu bayi dan anak cenderung waran terhadap penyakit yang menimbulkan dehirasi. Perbedaan lain adalah adanya kematangan sistem pengaturan air dalam berbagai sistem atau organ tubuh, belum matangnya fungsi ginjal akan menyebakan perbedaan komposisi plasma pada bayi bila dibandingkan dengan anak yang lebih besar," katanya.

Konsumsi air yang cukup pada orang dewasa dalam keadaan basal adalah sebanyak dua liter dalam 24 jam. Volume asupan air tambahan disesuaikan dengan keadaan, misalnya deman, latihan fisik, suhu lingkungan yang tinggi dan lainnya yang kesemuanya ini akan diberi isyarat haus oleh pusat rasa di hipotalamus.

Akan tetapi menentukan kebutuhan air minum orang dewasa dengan mengendalikan rasa haus tidak sepenunya benar. Itulah sebabnya para ahli gizi dan dokter menganjurkan agar jangan hanya minum bila merasa haus. Kebiasaan banyak minum, terutama air putih yang aman merupakan kebiasaan sehat.

Kebutuhan air pada usia lanjut, kata dia, umur diatas 64 tahun berbeda dengan mereka yang lebih muda. Hal ini disebabkan terjadinya 8 perubahan fisilogis terhadap pengaturan keseimbangan air yaitu kadar hormon anti diuretik meningkat, kadar hormon atrial natriuretic peptide meningkaty.

Kemudian juga volume air total tubuh turun, laju filtrasi glomerulus ginjal turun, kemampuan pemekatan urin turun, kadar hormon aldosteron turun, kepekaan pusat rasa haus turun, kemampuan kliren air turun.

"Kedepan perubahan ini membuat para usia lanjut peka terhadap terjadinya hiponatremia bila mengkonsumsi air yang banyak. Penelitian yang dilakukan sendiri di Jakarta menunjukkan bahwa konsumsi air 1000 ml merupakan batas yang optimal, sedangkan konsumsi air lebih dari 1500 ml per hari pada usia lanjut memudahkan terjadinya hiponatremia," katanya.

Oleh Juraidi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012