Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Warga Dusun Cawangbaru, Kelurahan Muarasiban, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam di Sumatera Selatan menemukan miniatur bangunan vihara diperkirakan peninggalan China terbuat dari batu, di kawasan Bukit Kayu Manis, Senin.

Miniatur vihara tersebut berukuran lebar 15 centimeter dengan panjang 30 cm, terbuat dari susuan batu mirip marmer dan dipenuhi dengan lapisan tembaga, pirit, dan kuningan seperti emas.

Bentuknya pun cukup unik, dengan bangunan utama menyerupai vihara, dikelilingi pagar berukiran China, dan di pintu gerbang terdapat dua arca mirip singa.

Miniatur itu memiliki berat sekitar tiga kilogram yang terbuat dari lempengan batu gunung cukup keras.

"Kami nenemukan miniatur bangunan mirip vihara ini di daerah Bukit Kayu Manis, di Kelurahan Muarasiban yang berjarak sekitar tiga kilometer dari permukiman atau dua jam berjalan kaki menaiki perbukitan," kata Sastra, warga setempat.

Menurut dia, awal penemuan benda itu ketika warga sedang melakukan pencarian emas di daerah Bukit Kayu Manis, ketika melakukan penggalian dan pemecahan menggunakan palu besi di antara reruntuhan batu campur tanah tersebut terdapat bongkahan miniatur vihara itu.

"Kalau bentuknya mirip dengan bangunan rumah ibadah orang Tionghoa, karena pada atap terdapat ukiran dan ditambah dengan pagar dengan pintu gerbang yang dijaga dengan dua patung mirip singa," ujar dia.

Pertama kali ditemukan, kata dia, hanya terlihat berupa tumpukan batu persegi, namun setelah dipisahkan dengan yang lainnya baru terlihat berbentuk bangunan tempat ibadah orang Tionghoa.

"Warga saat ini sedang dihebohkan dengan keberadaan emas di Bukit Kayu Manis, sehingga beramai-ramai melakukan pencarian termasuk pemecahan dan penggalian batu gunung," kata dia lagi.

Sastra menyatakan, saat ini baru ditemukan bentuk batu yang banyak butiran mirip intan dan warna emas.

"Namun kami belum bisa mengolah agar dapat menemukan emas, meskipun dari tanda-tandanya sudah ada," ujar dia.

Sedangkan pada bangunan miniatur mirip vihara yang ditemukan, kata dia, semua bagian terdapat kilauan dan butiran mirip mutiara dan intan.

Ia mengatakan, tidak jelas benda itu peninggalan zaman apa dan dibuat tahun berapa, karena harus diteliti ahlinya.

Kapala Bidang Aset Sejarah Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagaralam, M Helmi mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengecekan tentang adanya penemuan benda bersejarah yang mirip bangunan berasal dari China tersebut.

"Memang cukup banyak penemuan benda bersejarah di Pagaralam, seperti arca, megalit, keris, patung Buddha, dan termasuk kramik peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya," kata dia.

Penemuan itu, kata Helmi, tentunya akan menambah perbendaharaan jumlah peninggalan sejarah yang berhasil diungkap.

"Kita akan berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Palembang dan BP3 Jambi untuk melakukan penelitian semua benda yang berhasil ditemukan, termasuk miniatur vihara tersebut," ujar dia.

Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, mengatakan memang penemuan benda bersejarah di Pagaralam cukup banyak termasuk benda-benda berupa meniatur vihara, keramik, dan patung Buddha.

"Namun berbagai penemuan masih perlu dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui seluk-beluk batu megalit yang mirim bangunan China tersebut termauk tahun dibuat dan peninggalan zaman apa," ujar dia.

Demikian juga dengan penemuan goa dan ranjang batu beberapa waktu lalu masih perlu pembuktian secara ilmiah melalui penelitan dan bukti lainnya seperti sisa-sisa arang, subsistensi makanan, aktivitas penguburan, aktivitas perbengkelan, pembuatan alat batu, dan peralatan manusia berupa alat-alat zaman lithic. (SUS*B014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012