Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan memasukkan pengaturan impor bawang merah dalam peraturan impor produk hortikultura yang sedang disiapkan supaya pemasukkan komoditas tersebut tidak mengganggu pasar bawang merah dalam negeri.

"Selama ini kan belum ada (penerbitan) izin sama sekali karena memang belum ada peraturan.... Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada aturannya," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, selanjutnya bawang merah akan masuk ke dalam daftar 43 produk hortikultura tertentu yang impornya hanya boleh dilakukan Importir Terdaftar (IT) hortikultura yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan.

Kementerian Perdagangan, kata dia, hanya akan memberikan izin impor kepada pemegang IT hortikultura yang sudah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian.

Pemerintah, menurut dia, akan memastikan impor bawang merah tidak mengganggu kelangsungan usaha petani di dalam negeri. "Supaya tidak mengganggu petani, izin tidak akan diberikan selama masa panen," katanya.


Lonjakan Tinggi

Deddy mengatakan sebenarnya impor bawang merah tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan produksi bawang merah dalam negeri.

Selama tahun 2010 impor bawang merah tercatat 73.270 ton sedang produksi dalam negeri tercatat 1,048 juta ton. "Tapi lonjakannya cukup tinggi tahun ini," katanya.

Selama Januari-September 2011 impor bawang merah tercatat 153.857 ton atau naik 153,38 persen dari kurun yang sama tahun 2010 yang hanya 60.721 ton.

Peningkatan impor bawang merah paling banyak tercatat dari Thailand (211 persen), Vietnam (126 persen), dan India (127 persen).

Meski demikian, menurut dia, peningkatan tersebut seharusnya tidak sampai mengganggu pasar dan mempengaruhi pembentukan harga bawang merah dalam negeri karena volumenya masih jauh lebih kecil dari produksi.

"Kalau sampai mengganggu, itu mungkin karena ada spekulan yang mengimpor satu atau dua kontainer tapi membawanya secara demonstratif, bikin orang khawatir, sehingga harga turun. Waktu harga turun dia bisa beli produksi dalam negeri yang kemudian dia jual saat harga naik karena stok yang dia beli," demikian Deddy Saleh. (M035)



Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012