Satelit ini dimuati video RGB Camera Surveilance, Sistem Deteksi Kapal laut Automatic Identifiction System (AIS) dan Alat komunikasi Orari untuk penanganan bencana.
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan satelit mikro Lapan-Orari (A-2) yang dijadwalkan akan diluncurkan pada semester dua tahun 2012 dan membawa misi utama melakukan observasi bumi.

"Satelit ini dimuati video RGB Camera Surveilance, Sistem Deteksi Kapal laut Automatic Identifiction System (AIS) dan Alat komunikasi Orari untuk penanganan bencana," kata Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Dr Ing Soewarto Hardhienata di Jakarta, Kamis.

Peluncurannya, jelasnya, masih akan menggunakan roket peluncur satelit PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle) milik India dari stasiun peluncuran Sriharikota, India dan akan ditempatkan pada orbit ekuatorial untuk melewati wilayah Indonesia setiap 97 menit atau sampai 14 kali sehari.

Pengembangan satelit mikro program 2008-2013 ini dilaksanakan di Pusat Teknologi Satelit Lapan dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman selama pengembangan satelit mikro Lapan-Tubsat.

Lapan memang telah berhasil mengembangkan satelit yakni kelas satelit mikro dengan bobot 70 kg dengan nama Lapan-Tubsat atau satelit Lapan-A1 bekerja sama dengan Technishe Universitaet Berlin Jerman dan telahmeluncurkannya pada Januari 2007 dengan roket India di negara tersebut.

"Satelit Lapan-Tubsat saat ini masih berfungsi dengan baik dan pada Januari 2012 telah genap berusia 5 tahun berada di orbit," katanya.

Selain Satelit A-2, Lapan juga sedang mengembangkan Satelit Lapan-IPB yang difokuskan untuk kepentingan ketahanan pangan dengan muatan Imager untuk citra resolusi 18 m dengan lebar cakupan 90 km dan Automatic Identifiction System (AIS).

"Satelit mikro Lapan-IPB rencananya akan diluncurkan akhir tahun 2013, juga dengan roket India dari india. Bedanya kalau Lapan-A2 ditempatkan pada orbit ekuatorial, Lapan-IPB akan ditempatkan pada orbit polar, atau dari kutub ke kutub dan akan melintasi Indonesi 2-4 kali sehari saja.

Sedangkan pengembangan satelit kelas dengan bobot 400 kg-1.000 kg yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai kementerian dan pemerintah daerah, Lapan berharap Kementerian Riset dan Teknologi dapat melaksanakan koordinasi untuk pengembangannya, ujarnya.

Agar tidak terus tergantung pada negara lain dalam meluncurkan satelit, Lapan juga mengembangkan Roket Pengorbit Satelit yang merupakan roket empat tingkat dan sedang dipersiapkan roadmap-nya.

"Roket 4 tingkat ini terdiri dari dari 6 unit roket yakni 5 roket RX-420 sebagai roket pendorong dan 1 roket utama RX-320 yang sudah dikembangkan dan diluncurkan sebelumnya," ujarnya.

(D009)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012