Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyebutkan platform e-commerce, Blibli kembali mengajukan permintaan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO), setelah beberapa waktu lalu tertunda.

"Beberapa waktu lalu Blibli memasukkan lagi pernyataan pendaftaran IPO," kata Inarno dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Kendati begitu, dirinya belum bisa mengatakan besaran dan harga IPO perusahaan e-commerce tersebut lantaran akan menunggu proses bookbuilding atau penawaran awal.

Biasanya besaran dan harga IPO dalam proses bookbuilding akan sangat tergantung dari faktor eksternal.

Adapun Blibli memang sudah masuk dalam pernyataan pendaftaran IPO cukup lama. Namun karena melihat situasi dan kondisi, pelaksanaan IPO tersebut sempat ditunda.

Di sisi lain, Inarno menyebutkan dalam pipeline masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp61,31 triliun saat ini.

Baca juga: OJK: Pendapatan premi asuransi capai Rp205,9 triliun per Agustus 2022

Hingga 30 September 2022, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp175,34 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.

Sementara itu, masih relatif solidnya kinerja perekonomian domestik berhasil menjaga kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global.

"Hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen sejak 1 September 2022 ke level 7.040,80 dengan nonresiden mencatatkan arus modal asing sebesar Rp3,055 triliun. Sejak 1 Januari 2022, IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non residen membukukan pembelian bersih sebesar Rp69,47 triliun," tuturnya.

Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), sambung dia, non residen mencatatkan arus modal keluar sebesar Rp18,84 triliun sejak 1-30 September 2022 sehingga mendorong rerata imbal hasil (yield) SBN naik sebesar 30,10 basis poin (bps) di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non residen mencatatkan jual bersih sebesar Rp150,67 triliun.

Kinerja IHSG yang stabil juga ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat. Dari 722 emiten listing saham yang telah menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 20222, sejumlah 479 emiten atau 66,34 persen menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,97 persen secara tahunan dan peningkatan laba sebesar 74 persen secara tahunan.

Baca juga: OJK buka peluang perpanjangan restrukturisasi kredit COVID-19

Baca juga: OJK : Pasar karbon akan jadi alternatif pembiayaan sektor riil


 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022