Tikrit, Irak (ANTARA News) - Kelompok bersenjata menculik 20 orang Jumat ketika mereka pergi dari Irak utara menuju Baghdad untuk pemeriksaan medis ujian masuk militer, namun mereka dibebaskan kemudian dalam operasi pasukan, kata beberapa perwira.

Orang-orang itu diculik di restoran Al-Amin dekat Baiji, kata seorang letnan kolonel polisi, dengan menambahkan bahwa penculik membawa mereka dengan delapan kendaraan ke arah provinsi Anbar, yang pernah menjadi markas sejumlah kelompok gerilya.

Seorang kolonel dari Divisi IV Angkatan Darat, yang bertanggung jawab atas daerah tempat penculikan itu terjadi, mengkonfirmasi bahwa 20 orang diculik dekat Baiji, namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Perwira itu mengatakan kemudian, empat anggota Al Qaida ditangkap dan 20 orang yang diculik dibebaskan, dan mereka kini berada di sebuah pangkalan angkatan darat di Tikrit pusat.

Letnan kolonel polisi itu mengatakan, ke-20 orang itu dibebaskan dalam operasi militer di daerah sekitar 80 kilometer sebelah barat Baiji, dimana empat penculik ditangkap.

Kekerasan yang terus berlangsung menggarisbawahi kekhawatiran mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak, hampir setahun setelah penarikan pasukan AS dari negara itu.

Pada akhir Oktober, Al Qaida mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan selama liburan Idul Adha yang menewaskan 44 orang dan mencederai lebih dari 150.

Pemerintah Irak mengumumkan September sebagai bulan paling mematikan dalam waktu lebih dari dua tahun, dengan jumlah korban tewas dalam serangan mencapai 365.

Statistik yang disusun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan menunjukkan bahwa 182 warga sipil, 88 polisi dan 95 prajurit tewas dalam serangan-serangan pada September.

Menurut data itu, 683 orang cedera -- 453 warga sipil, 110 polisi dan 120 prajurit.

Jumlah korban pada September itu merupakan angka tertinggi yang diumumkan pemerintah sejak Agustus 2010, ketika 426 orang tewas dan 838 cedera dalam serangan-serangan.

Sepanjang Agustus, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber keamanan dan medis, 278 orang tewas dalam serangan-serangan di Irak.

Serangan-serangan itu berlangsung setelah pemerintah Irak mengumumkan bahwa 325 orang tewas dalam kekerasan di Irak sepanjang Juli, yang menjadikannya sebagai bulan paling mematikan di negara itu dalam waktu hampir dua tahun.

Angka dari pemerintah biasanya lebih rendah daripada yang diberikan oleh sumber-sumber lain, namun jumlah korban pada Juli itu lebih tinggi dibanding dengan data yang dihimpun oleh AFP berdasarkan laporan dari aparat-aparat keamanan dan petugas medis.

Menurut hitungan AFP, sedikitnya 278 orang tewas dan 683 cedera akibat kekerasan di Irak sepanjang Juli, sedikit lebih rendah daripada angka pada Juni.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012