Kerja sama antaruniversitas selama ini bersifat pendidikan, namun kami memilih kerja sama riset untuk pengembangan sumberdaya manusia (universitas) dan sumberdaya alam (provinsi),"
Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya merangkul 23 universitas di kawasan Indonesia Timur untuk mengembangkan riset unggulan, terkait potensi universitas dan provinsi setempat.

"Kerja sama antaruniversitas selama ini bersifat pendidikan, namun kami memilih kerja sama riset untuk pengembangan sumberdaya manusia (universitas) dan sumberdaya alam (provinsi)," kata Pembantu Rektor IV (Bidang Kerja Sama) ITS Prof Darminto di Surabaya, Senin.

Oleh karena itu, pihaknya mengundang lembaga penelitian (lemlit) pada ke-23 universitas di Kalimantan, Sulawesi, Madura, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua. "Mereka sangat senang, karena biasanya mereka mendatangi universitas yang akan diajak kerja sama," katanya.

Namun, katanya, ITS justru mengundang mereka, bahkan ITS juga mengirim tim pendahulu yang justru mendatangi pimpinan dari 23 universitas di kawasan Indonesia Timur itu. "Mereka sangat membahas riset yang akan dikerjasamakan di Rektorat ITS pada 1-2 Desember," katanya.

Universitas di Kalimantan adalah Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Palangkaraya, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Borneo Tanah, dan Politeknik Tanah Laut - Kalimantan Selatan.

Universitas di Sulawesi adalah Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Tadulako Palu, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Haluleo, dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Universitas di Maluku adalah Universitas Khairun Ternate dan Universitas Pattimura, sedangkan universitas di Papua adalah Universitas Negeri Papua Manokwari, Universitas Cendrawasih, dan Universitas Musamus Merauke.

Universitas di Madura adalah Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sedangkan di Bali adalah Udayana. Universitas di Nusa Tenggara adalah Universitas Mataram (Unram)) dan Universitas Nusa Cendana (Kupang).

"Kami berharap kerja sama riset terkait potensi unggulan di universitas dan di provinsi setempat itu dapat mengangkat potensi universitas dan provinsi itu, sehingga sumberdaya manusia dan sumberdaya alam setempat akan berkembang, bahkan bisa menjadi inovasi bisnis," katanya.

Ia menambahkan kerja sama riset yang dilakukan antara lain energi alternatif, pengembangan sumberdaya laut, lingkungan hidup, transportasi laut dan sungai, dan sebagainya. "Nanti, kami akan mencarikan sumber dana riset ke Dikti, Ristek, atau DIPA masing-masing. Mungkin juga akan kami carikan kerja sama dengan universitas asing," katanya.

Dalam kerja sama itu, ITS akan memberikan dukungan sumberdaya manusia yang dibutuhkan, termasuk fasilitas laboratorium untuk kepentingan kerja sama riset itu. "Bagi ITS, kami ingin mengembangkan Jaringan Lemlit untuk merancang Sistem Inovasi Daerah di kawasan timur," katanya.

Sementara itu, ITS Surabaya, Kobe University, dan JICA juga menjadi penyelenggara "AIS International Workshop" di ITS Surabaya pada 4-5 Desember 2012 dengan melibatkan sejumlah universitas yang menjalin kerja sama riset yakni ITS Surabaya; Dokuz Eylul University Turkey; Kobe University; Istambul Technical Univesity, Turkey; Osaka University; UTM Malaysia; dan sebagainya.

AIS (Automatic Identification System) adalah sebuah peralatan data transmitter yang diwajibkan dipasang di kapal yang memiliki kapasitas lebih dari 300 GT. Dengan peralatan ini, transmisi data dari kapal ke kapal, ataupun dari kapal ke darat dapat dilakukan.

Data yang ditransmisikan mencakup beberapa data statis kapal, di antaranya identitas kapal, jenis kapal, jenis muatan, dan sebagainya, serta data dinamis berupa posisi kapal, kecepatan kapal, estimasi waktu yang dibutuhkan sampai di pelabuhan tujuan, dan sebagainya.

(E011/M008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012