Jakarta (ANTARA News) - Partai Nasdem akan menggelar Kongres pada akhir Januari 2013, yang keputusan pelaksanaan Kongres ditetapkan setelah Ketua Majelis Nasional Surya Paloh, Ketua Umum Patrice Rio Capella mengadakan pertemuan dengan Ketua DPW Partai Nasdem se-Indonesia di Jakarta, pekan lalu.

Informasi yang beredar menyebutkan sejumlah nama yang dimunculkan oleh pengurus wilayah untuk menjadi Ketua Umum Partai Nasdem mendatang, antara lain Surya Paloh, Patrice Rio Capella, Ketua Dewan Pakar Hary Tanoesudibjo, dan anggota Dewan Pembina Nasdem Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto.

Direktur Citra Komunikasi-Lingkaran Survei Indonesia (Citkom-LSI) Toto Izul Fattah ketika dihubungi pada Sabtu, mengatakan, sejauh ini yang teruji jadi ikon Partai Nasdem adalah Surya Paloh. Itu juga yang membuat kemunculan partai ini fenomenal. Tetapi, Surya Paloh sebaiknya justru tidak perlu menjadi jadi ketua partai.

Toto menyarankan, Surya Paloh sebaiknya tidak ikut bertarung merebut kursi ketua umum. Jabatan ketua umum bagi Surya Paloh justru menurunkan harga "jual" dirinya. "Cukup buat SP ambil posisi sebagai "king maker" seperti Pak Harto di Golkar dulu dan SBY di Demokrat," katanya.

Belakangan publik mengenal sosok Partai Nasdem identik dengan Hary Tanoe seiring munculnya iklan-iklannya di media massa secara massif. Tapi, sambung Toto, itu tidak meningkatkan elektabilitas partai karena jangkauan politik bos MNC itu segmented. "Kalau mau jadi ikon, tantangannya harus bisa menjadikan nyaman semua kalangan," ujarnya.

Toto menjagokan Endriartono sebagai figur yang pas memimpin partai. Menjadi klop, karena konstituen Partai Nasdem mengidolakan figur yang tegas. "Sosok Endriartono lebih pas, cukup kapable, mantan Panglima, berpengalaman, dan bisa menggerakkan mesin partai untuk kebesaran partai," tandasnya.

Terkait Rio, dia menambahkan, sejauh ini publik belum tahu banyak soal apa yang sudah dia kerjakan selama jadi ketua umum, meski berhasil meloloskan partai jadi peserta Pemilu 2014. Karena itu, Toto tidak mempersoalkan bila Rio kembali jadi ketua partai karena sudah banyak memberikan kontribusi.

Menurut Survei LSI terakhir, elektabilitas Nasdem melonjak signifikan. "Mesin partai Nasdem sejauh ini lebih siap, solid dan maju," tutupnya.

Secara terpisah, Indria Samego, pengamat politik dari LIPI, mengatakan, Surya Paloh akan lebih bisa menjalankan mesin partai kalau menjabat ketua umum. Sebagai ikon partai, dia bisa menambah soliditas dan militansi setiap kader, terutama pengurus daerah.

"Sejauh ini, selain Paloh, yang dikenal publik Hary Tanoe. Tapi, saya ragu kalau Hary jadi ketua. Track record dia dalam memimpin massa dan pengalaman politik masih kurang. Kalau untuk urusan bisnis, memang ya," katanya saat dihubungi pers.

Indria juga tidak sreg kalau Endriartono yang memimpin Partai Nasdem. Selain sebagai orang yang baru bergabung di Nasdem, dia juga belum punya pengalaman politik.

Bagi Indria, sekalipun Rio selama ini tidak jadi ikon seperti Surya Paloh, tapi peluang dia bisa memimpin partai sama besarnya dengan SP. Karena, bisa jadi memang keberhasilan dia dalam meloloskan partai jadi peserta Pemilu bersama tim di DPP sekarang, tidak diketahui publik. "Kalau memang Rio dikehendaki partai, tidak masalah," ujarnya.

Sementara itu, bagi pengamat politik senior Arbi Sanit, tidak masalah siapapun yang akan jadi ketua umum. Asalkan, proses pemilihannya berlangsung secara demokratis, bukan dengan cara-cara otoritarianisme.

Menurut dia, Surya Paloh harus bersikap hati-hati dan tidak bertindak semaunya meskipun dia adalah pendiri partai. Sebab, kalau dia bersikap semaunya, akan menyulut konflik. Karena kader yang lain merasa disepelekan. "Siapapun yang terpilih tidak ada masalah. Yang penting ada kedewasaan mau menerima dan kekalahan," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012