...hambatan 'e-commerce' di Indonesia bukan pada permasalahan teknis tapi permasalahan mental pengguna...
Jakarta (ANTARA News) - Pengguna Internet yang melakukan pembelian barang dan jasa dalam jaringan (online) baru mencapai 22,8 persen dari total pengguna Internet di Indonesia, demikian temuan riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2012.

"Meskipun hanya 22,8 persen, angka itu cukup tinggi jika dilihat dari jumlah pengguna atau orangnya yaitu sekitar 14 juta pengguna," kata Kepala Departemen Pendaftaran Internet Nasional APJII, Valens Riyadi, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Sementara, sekitar 48 juta pengguna atau 77,2 persen dari total pengguna Internet di Indonesia tidak melakukan belanja dalam jaringan.

"Angka 14 juta pengguna itu tetap menjadi peluang yang besar jika bisnis kita masuk ke Internet," kata Valens.

Survei APJII itu juga menampilkan alasan utama para pengguna Internet di Indonesia tidak melakukan belanja secara "online" yaitu takut penipuan yang disetujui 34,6 persen dari total pengguna.

Alasan kedua, di perdagangan secara elektronika (e-commerce) pembeli tidak dapat melihat langsung barang yang dibeli. Alasan itu diakui 21,5 persen dari total pengguna.

Alasan lain, secara berurutan, yaitu harga barang mahal (13,8 persen), tidak berminat atau belum butuh (12,7 persen), dan kualitas barang (9,3 persen).

"Dengan demikian, hambatan 'e-commerce' di Indonesia bukan pada permasalahan teknis tapi permasalahan mental pengguna," kata Valens.

APJII menyebut pengguna Internet di Indonesia pada 2012 mencapai 63 juta pengguna.

Survei profil pengguna dan penggunaan itu dilakukan dengan wawancara serta kuisioner sejak April hingga Juli 2012 yang melibatkan dua ribu responden di 42 kota dari 31 provinsi di Indonesia.

Responden yang disurvei berusia 12 hingga 65 tahun dengan akses Internet lebih dari sejam dari golongan sosial ekonomi A hingga C.
(I026)

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012