Jakarta (ANTARA News) - Nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi kembali bergerak turun tipis sebesar lima poin seiring kekhawatiran pasar terhadap kemampuan Uni Eropa dan peran Bank Sentral Eropa (ECB).

Nilai tukar mata uang rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Jumat pagi, turun menjadi Rp9.630 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp9.625 per dolar AS.

"Rupiah kembali melemah seiring kekhawatiran pasar terhadap kemampuan Uni Eropa untuk menyusun peran ECB sebagai pengawas perbankan di Uni Eropa," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.

Hal itu, lanjut dia, terlihat dari pertemuan The Economic and Financial Affairs Council (Ecofin) dimana beberapa negara justru menginginkan pembatasan peran ECB.

"Dampaknya akan mengurangi efektivitas dalam mengawasi sektor perbankan. Belum lagi laporan ECB yang akan menunjukkan masih suramnya ekonomi Eropa," kata dia.

Kendati demikian, dikatakan dia, nilai tukar rupiah masih mempunyai ruang penguatan seiring dengan kabar positif dari The Fed yang memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga rendah dan memperpanjang program stimulus meski dalam kisaran yang terbatas.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menambahkan dolar AS bergerak menguat terhadap mata uang berisiko di tengah kekhawatiran langkah-langkah stimulus The Fed tidak akan mampu mengimbangi kegagalan pembuat kebijakan dalam menghindari jurang fiskal.

(KR-ZMF)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012