Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti mengungkap perjalanan migrasi menakjubkan dari sekelompok gajah di dekat Timbuktu yang merambah kawasan seluas 32.000 kilometer persegi di Gurun Mali, Afrika, untuk mencari makanan dan air.

Peneliti Jake Wall dari organisasi konservasi Save The Elephants, Kenya, dan koleganya menuangkan hasil pengamatan tentang kelompok gajah yang melakukan perjalanan ekstrim dengan jangkauan wilayah sangat luas itu dalam jurnal Biological Conservation edisi pekan lalu.
 
Wall dan koleganya menempelkan kalung GPS ke sembilan gajah di kawasan Gourma di Afrika pada Maret  2008 dan melacak binatang-binatang besar itu hingga dua tahun kemudian.

Dalam pelacakan itu, para peneliti menemukan bahwa gajah bermigrasi ke selatan pada awal musim hujan pada April dan Mei melalui jalur yang bentuknya seperti anak panah yang memanjang ke bagian utara Burkina-Faso di Afrika Barat.

"Sangat luar biasa gajah-gajah ini bertahan hidup. Kehidupan mereka sangat tertekan karena kekurangan air dan makanan, angkauan mereka yang luas menunjukkan itu," kata peneliti dari University of British Columbia itu kepada LiveScience.

Menurut hasil penelitian itu, gajah-gajah Gourma tidak perlu berjalan lebih jauh dari saudara mereka di Timur dan Selatan Afrika, tapi jangkauan pergerakan migrasi mereka 150 persen lebih besar dibandingkan migrasi yang dilaporkan di Namibia, dan 29 persen lebih luas dari jangkauan migrasi gajah di Botswana.

Para peneliti juga menemukan hal menarik lainnya, yakni bahwa gajah betina dan gajah jantan sering mengambil rute yang berbeda. Kenyataannya hanya seperempat perjalanan yang mereka lalui bersama.

"Kami pikir perbedaan area yang mereka duduki mungkin karena perbedaan tipe vegetasi di area-area itu," kata Wall.

Namun kelompok gajah yang berhasil mengalahkan panas dan lingkungan kering untuk mendapatkan makanan dan air itu kini terancam kekerasan yang lain.

"Kami sekarang takut mereka menjadi korban gangguan sipil di utara Mali karena pemberontak sudah mengambil alih," kata ahli zoologi Iain Douglas-Hamilton dari Oxford University, yang juga pendiri Save The Elephants yang bermarkas di London.

(ANT)

Pewarta: Maryati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012