Jakarta (ANTARA News) - Salah satu faktor yang berkontribusi menyebabkan pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak pada 9 Mei 2012 adalah percakapan yang tak berkaitan dengan penerbangan, kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi.

"Terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dan tidak terkait penerbangan, yang telah menyebabkan pilot yang menerbangkan pesawat tidak dengan segera mengubah arah pesawat ketika orbit dan pesawat keluar dari orbit tanpa disengaja," kata Tatang di Jakarta, Selasa.

Saat memberikan keterangan pers di Gedung KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Tatang mengatakan faktor lain yang menyebabkan kecelakaan pesawat Sukhoi RRJ-95B dengan registrasi 97004 Superjet 100 itu adalah pengabaian Terrain Awareness Warning System (TAWS).

"Awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan di sekitar jalur penerbangan yang dilalui karena beberapa faktor dan berakibat awak pesawat mengabaikan peringatan dari TAWS," kata Tatang.

Selain itu, kata dia, Jakarta Radar belum mempunyai batas ketinggian minimum pada pesawat yang diberikan vektor (perintah berupa arah yang diberikan oleh pengatur lalu lintas udara kepada pilot pada pelayanan radar) dan sistem dari Jakarta Radar.

"Jadi Jakarta Radar belum dilengkapi dengan TAWS yang berfungsi untuk daerah Gunung Salak," tambah Tatang yang didampingi oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin.

(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012