Jakarta (ANTARA News) - Pilot pesawat Sukhoi RRJ-95B beregistrasi 97004 Superjet 100 yang menabrak Gunung Salak pada 9 Mei 2012 mengabaikan Terrain Awareness Warning System (TAWS), kata Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Menurut Ketua KNKT Tatang Kurniadi, 38 detik sebelum pesawat itu menabrak Gunung Salak, TAWS memberikan peringatan berupa suara "Terrain ahead pull up" (medan di depan naik) diikuti dengan enam kali peringatan suara "Avoid terrain" (hindari medan).

"Pilot In Command mematikan TAWS tersebut karena berasumsi peringatan-peringatan tersebut akibat  data base yang bermasalah," katanya saat memberikan keterangan pers di Gedung KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur Jakarta, Selasa.

Tujuh detik menjelang tabrakan, kata dia, juga terdengar peringatan suara "Landing gear not down" (roda pendaratan tidak turun) dari sistem peringatan pesawat.

"Peringatan 'Landing gear not down' aktif apabila pesawat berada pada ketinggian kurang dari 800 kaki di atas permukaan tanah dan roda pendarat belum diturunkan," kata Tatang.

Pesawat buatan Rusia yang lepas landas pukul 0720 Universal Time Coordinated (UTC) atau pukul 14.20 WIB tersebut hilang dari pantauan petugas Jakarta Approach pukul 14.50 WIB.

"Petugas Jakarta Approach menyadari target pesawat Sukhoi Superjet 100 sudah hilang di layar radar. Tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titik target pesawat dari layar radar," katanya.

Pesawat Sukhoi itu menabrak Gunung Salak pukul 0732;16 UTC atau pukul 14:32:16 WIB berdasarkan waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR) pada radial 198 dan 28 Nautical Mile (NM) HLM VOR atau pada koordinat 06 derajat 42'45'S106 derajat 44'05"E dengan ketinggian sekitar 6000 kaki di atas permukaan laut.

Menurut Tatang, pukul 14.26 WIB, pilot minta izin untuk turun ke ketinggian 6000 kaki serta membuat orbit ke kanan. Petugas Jakarta Approach mengizinkannya.

"Tujuannya agar pesawat tidak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Halim Perdanakusuma dengan menggunakan landasan 06," kata Tatang.

(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012