Medan (ANTARA News) - Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Rosdanelli Hasibuan menciptakan alat pengering hibrida yang dapat menghasilkan hasil panen kering bermutu baik dan bersih, serta dapat dioperasikan selama 24 jam.

"Alat ini dapat dioperasikan pada keadaan cuaca mendung atau panas. Dengan menggunakan alat pengering hibrida ini, hasil yang diperoleh hampir tidak mengubah bentuk dan rasa serta nutrisi yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan," kata Prof Rosdanelli Hasibuan di Medan Jumat.

Alat pengering hibrida tersebut dioperasikan dengan menggunakan media pengering berupa udara kering. Udara kering adalah udara yang dihilangkan kelembabannya dengan mengalirkan udara dari atmosfir ke unggun penapis molekul.

Energi surya diubah menjadi energi panas pada unit pengumpul surya, panas yang terkumpul digunakan untuk menghilangkan kelembaban udara dari atmosfir. Sebagian besar udara kering panas yang dihasilkan digunakan untuk meregenerasi penapis mulekul (desorpsion).

Sebagian kecil udara kering panas digunakan sebagai media pengering untuk mengeringkan bahan yang berada di dalam kotak pengering.

Pada pagi, sore, malam hari dan cuaca mendung, maka media pengering hanya menggunakan udara kering yang kelembabannya dihilangkan dengan melewatkan udara dari atmosfir ke dalam unit unggun penapis mulekul.

Pada kondisi tersebut pengeringan berlangsung menggunakan udara kering yang memiliki kelembaban rendah, relatif seragam dan bersuhu rendah atau sedang.

Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Teknologi Pengeringan Fakultas Teknik USU ini mengatakan, pengering hibrida tersebut sangat sesuai digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian yang rentan terhadap suhu tinggi.

Selain hemat energi, alat ini merupakan piranti kompak (compact) dan mudah dioperasikan di pedesaan. Proses pengeringan berlangsung di dalam kotak pengering sehingga lebih higienis.

Aplikasi pengeringan hibrida ini telah diujicoba untuk mengeringkan beberapa komoditi hasil pertanian, seperti jagung, kakao, bahan-bahan jamu dan bunga rosela.

Pada pengeringan bunga rosela, telah dilakukan pengujian mutu, setelah dikeringkan dengan alat pengering hibrida. Parameter yang diukur berupa fisik warna dan komposisi kimia berupa vitamin C, kadar air dan kadar abu.

"Secara visual, warna bunga rosela sebelum dan sesudah dikeringkan tidak mengalami perubahan yang berarti, dengan kata lain hampir tidak terjadi perubahan. Bentuk kelopak bunga rosela kering yang dihasilkan terlihat masih utuh, tidak terlepas dari kelopaknya," katanya.
(ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012