Deli Serdang, Sumut (ANTARA News) - Pembangunan bandara internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara telah mencapai sekitar 90 persen dan rencananya akan diresmikan Maret 2013.

"Bandara internasional yang cukup besar dan megah itu, diharapkan dapat beroperasi tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang ditentukan," kata Pimpinan Proyek Bandara Kuala Namu, Joko Waskito, di Deli Serdang Jumat.

Joko mengatakan, peresmian bandara internasional tersebut rencananya akan dilakukan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Bandara Internasional Kuala Namu itu, sudah 91 persen selesai pengerjaan fisiknya dan hanya tinggal sedikit lagi, yakni 300 meter lagi pembuatan run way dan lainnya," ucap dia.

Joko menambahkan, luas area Bandara Internasional Kuala Namu mencapai 1.365 hektare, area terminal 118.930 meter persegi (M2), kapasitas terminal 8.1 juta pax per tahun, luas area parkir 50.820 meter persegi (M2), gudang kargo seluas 13.000 meter persegi (M2) dan kapasitas parkir, 407 taksi, 55 bus dan 908 mobil.

"Pengerjaan proyek bandara internasional tersebut seluruhnya dilaksanakan putra-putra terbaik bangsa.Fasilitas di bandara itu menggunakan peralatan canggih," kata Joko.

Ditinjau Hatta

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa didamping Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho meninjau Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang Rabu (19/12).

Hatta Rajasa beserta rombongan dari Jakarta meninjau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan gerbong kereta api baru dan berangkat dari Stasiun Besar Kereta Api Medan sekitar pukul 11.40 WIB.

Setelah menempuh perjalanan melewati beberapa stasiun yaitu, Bandhar Khalifah, Batang Kuis dan Aras Kabu, rombongan tiba di bandara sekitar pukul 12.20 WIB. Lama perjalanan dengan jalur kereta api ini sekitar 40 menit.

Koordinator Teknik PT Angkasa Pura II, Bambang Hermanto menjelaskan area check in dan penggunaan sistem otomatis dalam penanganan bagasi (automatic bagage handling system) dengan menggunakan barcode scan.

Bambang menjelaskan, interior bandara banyak mengadopsi khasanah budaya dan sumber daya alam lokal di antaranya motif ulos pada bagian lantai dan desain kubah yang meniru pohon kelapa sawit.

"Bandara ini juga menerapkan konsep hemat energi dengan tata pencahayaan yang terang benderang pada siang hari, sehingga tidak membutuhkan penerangan di dalam ruangan.Demikian juga dengan sistem pendingin ruangan yang didesain lebih hemat listrik," kata Bambang.

(M034/B008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012