Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Achmad Soebagjo, melayangkan permohonan maaf kepada keluarga pasien ICU anak dan masyarakat atas ketidaknyamanan yang disebabkan proses syuting sinetron di rumah sakit itu.

"Kami turut berduka dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh proses syuting sinetron di salah satu ruang ICU," ujar Achmad pada jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Namun Achmad berkilah, syuting sinetron ini adalah salah satu bentuk pengenalan beberapa produk dan program rumah sakit. Dia juga membantah syuting sebagai penyebab kematian pasien anak berinisial "A".

"Inisiatif untuk memperkenalkan rumah sakit bisa dengan berbagai cara, bisa lewat media acara hiburan atau liputan. Media berperan untuk memperkenalkan program tersebut," ujar Achmad.

Dia mengaku rumah sakitnya tidak menerima bayaran atas terpakainya salah satu ruang ICU anak sebagai lokasi proses syuting.

"Perihal ini membuat tidak nyaman, maka sementara kami memutuskan untuk tidak menerima syuting di RSAB," tegas Achmad.

Achmad juga mengungkapkan, izin penggunaan salah satu ruang di RSAB untuk syuting telah dikomunikasikan kepada direktur operasional rumah sakit itu.

"Sutradara sinetron itu tidak pernah bicara langsung ataupun berkomunikasi dengan saya," kata Achmad.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemenkes, Chairul Radjab Nasution, menyebut syuting di rumah sakit tidak dilarang selama tidak mengganggu kenyamanan atau pelayanan.

Proses syuting berada di salah satu ruang ICU yang merupakan area substeril, tidak dilarang namun terbatas.

"Sebenarnya ini salah satu esensinya, karena terjadi ketidaknyamanan yang sebenarnya harus dalam posisi terbatas dan tenang, tapi malah terjadi lalu lalang kru sinetron dan suasana bising serta ramai," kata Chairul.

Chairul menyatakan, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi akan melayangkan sanksi dan teguran kepada RSAB Harapan Kita.

"Ini sebagai pelajaran untuk RSAB Harapan Kita dan rumah sakit lainnya, supaya tidak lalai dan mengutamakan kenyamanan pasien. Semoga segalanya lebih baik nanti," imbuh Chairul.

(M048)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012