Para ilmuwan dari University of Portsmouth merekam sekelompok perempuan yang berjalan pada alat "treadmill", masing-masing mencoba menggunakan sepatu datar dan sepatu berhak tinggi.
Responden perempuan yang berjumlah 12 orang itu berusia dua puluhan, dan masing-masing memiliki antara empat hingga 25 pasang sepatu berhak tinggi yang mereka gunakan setidaknya satu minggu sekali.
Sekelompok relawan lain lalu diminta untuk memberi penilaian dengan menonton video berdurasi 30 detik tersebut.
Usai menonton video itu, seluruh relawan menilai bahwa perempuan yang menggunakan sepatu berhak tinggi lebih tampak lebih menarik. Sementara perempuan yang menggunakan sepatu datar terlihat lebih menyerupai laki-laki.
Para ilmuwan lalu menyimpulkan bahwa sepatu berhak tinggi mampu memberikan kesan feminin, karena membuat penggunanya melangkah dengan lebih pendek, namun gerakan pinggul terjadi lebih banyak.
"Sepatu berhak tinggi dapat memperjelas aspek spesifik-gender pada kaum perempuan, dan meningkatkan daya tarik seksual pada kaum pria," tulis para ilmuwan dalam jurnal Evolution and Human Behavior, sebagaimana diberitakan DailyMail.
(M048)
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
