usulan Bashar merongrong upaya utusan khusus perdamaian PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi, dan 'hanya akan memberi jalan bagi rezim untuk melanggengkan penindasan berdarah pada rakyat Suriah'.
Washington (ANTARA News) - Peta jalan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengakhiri perang saudara yang melanda negaranya merupakan rencana yang "mengabaikan kenyataan" dan dia harus mundur, kata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ahad.

Pidato Bashar "adalah upaya lain oleh rezim untuk mempertahankan kekuasaan, bukan untuk mencapai tujuan transisi politik yang diinginkan rakyat Suriah. Inisiatifnya terlepas dari kenyataan," kata juru bicara Victoria Nuland.

Nuland juga mengatakan bahwa usulan Bashar merongrong upaya utusan khusus perdamaian PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi, dan "hanya akan memberi jalan bagi rezim untuk melanggengkan penindasan berdarah pada rakyat Suriah".

"Selama hampir dua tahun, rezim Bashar telah bersikap brutal pada rakyatnya sendiri. (Bashar) al-Assad telah kehilangan semua legitimasi dan harus mundur untuk mengaktifkan solusi politik dan transisi demokrasi yang memenuhi aspirasi rakyat Suriah," kata Nuland lagi.

Sebelumnya pada Ahad, Bashar menyampaikan pidato tempat ia menguraikan rencananya yang terdiri dari tiga fase untuk mengakhiri konflik di negaranya yang telah berlangsung selama 21 bulan, yang oleh PBB dinyatakan telah mengklaim lebih dari 60.000 jiwa.

Presiden Suriah mencap oposisi sebagai "boneka" dari Barat dan menyeru kekuatan asing untuk menghentikan dukungan pada para pemberontak.

"Tepat setelah itu, operasi militer kami akan berhenti," kata Bashar, menambahkan, tanpa merinci mekanisme yang akan dibentuk untuk memonitor setiap gencatan senjata tersebut.

Damaskus kemudian akan meningkatkan kontak untuk mengadakan konferensi dialog nasional dengan oposisi "dalam dan luar" Suriah yang tidak menerima perintah dari luar negeri. Akhirnya, sebuah piagam nasional akan disusun dan ditetapkan berdasarkan pemungutan suara di referendum.

Namun Nuland mengatakan Washington akan terus mendukung upaya Brahimi untuk mengimplementasikan kerangka kerja untuk perdamaian yang didukung oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Liga Arab dan PBB Majelis Umum.

Ia menuduh rezim Bashar "dengan sengaja membiarkan ketegangan sektarian dan terus membunuh rakyatnya sendiri dengan menyerang kota-kota dan desa-desa Sunni" di Provinsi Latakia.
(G003/C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013