Anggaran Jamkesda tahun ini cukup besar, sehingga warga miskin yang belum masuk dalam program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bisa mendapatkan layanan pengobatan gratis lewat Jamkesda,"
Pati (ANTARA News) - Anggaran kesehatan bagi warga miskin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, lewat program jaminan kesehatan daerah pada tahun 2013 diusulkan Rp10 miliar.

"Anggaran Jamkesda tahun ini cukup besar, sehingga warga miskin yang belum masuk dalam program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bisa mendapatkan layanan pengobatan gratis lewat Jamkesda," kata Bupati Pati Haryanto, disela-sela mengunjungi salah seorang penderita tumor di Desa Dadirejo, Kecamatan Margorejo, Pati, Rabu.

Demikian halnya, kata dia, Srini (52) warga Desa Dadirejo yang menderita tumor tidak perlu khawatir tidak terdaftar dalam program Jamkesmas, karena pemkab siap membiayai pengobatannya lewat Jamkesda.

Nantinya, kata dia, penderita tumor tersebut akan dibantu DKK Pati dalam proses pengobatannya.

Ia mengungkapkan, warga lain juga mendapatkan kesempatan serupa dengan catatan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

"Mudah-mudahan, masyarakat kurang mampu yang belum terdaftar lewat program Jamkesmas tidak perlu lagi khawatir karena tetap bisa mendapatkan fasilitas layanan pengobatan gratis lewat Jamkesda," ujarnya.

Apabila ada warga miskin yang tidak mampu melakukan pengobatan, dia mempersilakan, untuk lapor ke pemerintah desa setempat atau ke DKK Pati untuk mengurus surat rekomendasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Edi Sulistiyo mengungkapkan, jumlah warga Pati yang masuk dalam program Jamkesmas sebanyak 474.000 orang.

Sedangkan warga miskin yang belum terdaftar dalam program Jamkesmas, katanya, akan dimasukkan ke dalam program Jamkesda.

Adapun jumlah warga miskin yang akan dimasukkan ke dalam program Jamkesda, katanya, menunggu hasil pendataan yang akan dimulai bulan ini hingga Februari 2013.

Pendataan tersebut, katanya, melibatkan aparatur pemerintah desa setempat.

"Data yang masuk akan dilakukan proses verifikasi guna memastikan warga yang akan mendapatkan jaminan kesehatan tersebut merupakan warga tidak mampu," ujarnya.

Ia mengakui, data warga miskin cukup dinamis, sehingga ada warga yang tiba-tiba jatuh miskin karena sejumlah faktor.

Sementara itu, Srini mengaku, bersyukur mendapatkan kunjungan bupati dan dijanjikan untuk dibantu dalam proses pengobatannya.

Narto, anak Srini mengungkapkan, orang tuanya menderita tumor ganas sejak delapan tahun yang lalu.

Pada tahun 2010, katanya, sempat menjalani pengobatan dengan dana sendiri, kemudian tahun 2012 kembali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Soewondo Pati dengan biaya dari pemerintah.

"Awal Januari 2013, menjalani pengobatan di Rumah Sakit Kariadi Semarang, namun sudah pulang," ujarnya.

Dengan adanya kunjungan bupati, dia berharap, orang tuanya mendapatkan pengobatan gratis hingga sembuh, karena perutnya saat ini terus membesar.
(KR-AN/A035)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013