Khartoum (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata tak dikenal menculik empat orang pekerja asal China di wilayah Darfur, Sudan barat, demikian kata Kantor Berita SUNA, Minggu.

Penyerang menculik orang-orang China itu--satu insinyur dan tiga supir--serta lima warga Sudan rekan mereka pada Sabtu larut malam di dekat al-Fasher di Darfur Utara, tulis SUNA, dengan menambahkan bahwa mereka semua bekerja untuk sebuah perusahaan pembangunan jalan China.

Aparat keamanan pemerintah dengan 15 kendaraan militer kini memburu para penculik, kata SUNA, tanpa penjelasan terinci lebih lanjut.

Orang-orang bersenjata sering menculik warga asing di Darfur dengan menuntut uang tebusan bagi pembebasan mereka.

Pada Januari 2012, gerilyawan di negara bagian Kordofan Selatan, wilayah penghasil minyak utama di Sudan, menculik 29 orang China. Mereka dibebaskan hampir dua pekan kemudian.

Bentrokan-bentrokan antara pasukan Sudan dan gerilyawan masih terus berlangsung di Darfur meski misi penjaga perdamaian terbesar dunia UNAMID ditempatkan di wilayah Sudah barat itu.

Misi PBB-Uni Afrika di Darfur (UNAMID), yang kini berjumlah 23.500 orang dan merupakan misi penjaga perdamaian terbesar di dunia, ditempatkan di Darfur, Sudan barat, sejak 2007 untuk berusaha mengakhiri permusuhan antara pemberontak dan pemerintah Sudan.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah kematian hanya 10.000.

Menurut PBB, sekitar 1,4 juta pengungsi tinggal di kamp-kamp di Darfur dan mereka bergantung pada jatah makanan.

Pemerintah Sudan menandatangani sebuah perjanjian perdamaian sponsoran Qatar dengan sebuah aliansi kelompok pemberontak pada 2011, namun kelompok-kelompok besar menolaknya.

Kelompok gerilya utama Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) menolak perjanjian itu, yang ditandatangani Sudan dan Gerakan Keadilan dan Kebebasan (LJM), sebuah kelompok pemberontak lain di Darfur.

JEM adalah satu dari sejumlah kelompok Darfur yang memberontak pada 2003 untuk menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah barat yang gersang itu. Mereka kini dianggap sebagai kelompok pemberontak yang paling kuat di Darfur.

Perpecahan di kalangan pemberontak dan pertempuran yang terus berlangsung menjadi dua halangan utama bagi perundingan perdamaian yang berlangsung sejak 2003 di Chad, Nigeria dan Libya, sebelum pindah ke Doha.

Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) yang bermarkas di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Sudan Omar al-Bashir pada 2009 atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan di Darfur, Sudan barat. Bashir juga dituduh melakukan genosida dalam surat perintah penangkapan selanjutnya.

Bashir telah membantah tuduhan-tuduhan pengadilan Den Haag dan menyebutnya sebagai bagian dari konspirasi Barat untuk menjatuhkannya. Surat perintah penangkapan itu merupakan yang pertama dikeluarkan pengadilan internasional tersebut terhadap seorang kepala negara yang aktif.

(M014)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013