Mereka dalam waktu singkat ditargetkan memproduksi 2 juta vaksin.
Kulon Progo (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mengaku sedang memproduksi massal vaksin flu burung H5N1 clade 2.3.2 yang dipusatkan di Pusat Veteriner Farma, di Surabaya, Jawa Timur.

"Vaksin H5NI clade 2.3.2 telah diproduksi Pusat Veteriner Farma. Mereka bekerja 24 jam nonstop. Mereka dalam waktu singkat ditargetkan memproduksi 2 juta vaksin. Kemudian akan disebarkan ke daerah-daerah yang menjadi prioritas penangan penyebaran virus," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, di Kulon Progo, Senin.

Wamentan mengatakan, pertama kali virus AI jenis H5N1 ditemukan oleh Balai Besar Veteriner Wates. AI jenis H5NI merupakan gen baru yang berda dengan H5NI clade 2.1.3 yang menyerang pada ayam. Namun dalam waktu singkat, vaksin untuk AI jenis H5NI langsung ditemukan oleh Balai Besar Veteriner Wates.

"Penemuan vaksin AI jenis H5NI clade 2.3.2 tidak terlepas dari kerjasama dan koordinasi yang baik antar laboratorium dengan Kementerian Pertanian. Sehingga dalam waktu singkat, kami berhasil menemukan vaksin AI ini," kata Rusman.

Menurut dia, vaksin yang digunakan merupakan identifikasi pengembangan dari vaksin pembasmi flu burung terdahulu. Namun, perlu pengujian dan pengolahan ulang sampai dua atau tiga kali.

"Jadi hasil pengembangan vaksin flu burung. Cuma perlu ada pengulangan dua sampai tiga kali, dan mungkin bisa lima kali," katanya.

Kata dia, jumlah itik yang mati akibat terserangnya AI jenis H1N5 telah menyerang sedikitnya 200 ribu ekor itik atau 0,45 persen dari total 47 juta ekor itik.

"Memang ada desakan supaya ditetapkan kejadian luar biasa (KLB). Tapi kami memenandang belum perlu ditetapkan, karena virus ini tidak terjadi dari Sabang sampai Merauke melainkan daerah tertentu sebagai pusat pengembangan ternak," kata dia.

Untuk itu, setelah diproduksinya vaksin AI H5N1, kata dia, pihaknya akan langsung mendistrubusikan ke wilayah Pantai Utara (Pantai Utara) seperti Brebes, Pemalang (Jawa Tengah). Kawasan Pantura, khususnya Jawa Tengah merupakan pusat budidaya itik yang terbesar di Indonesia. Selain Jawa Tengah, vaksin juga didistribusikan ke wilayan selatan seperti Kabupaten Bantul.

"Aturannya, pemberian vaksin dipusatkan di endemis AI H5NI supaya penyebaran virus semakin meluas," kata dia.

Selain itu, kata Wamentan, Kementerian Pertanian telah mengusulkan anggaran sebesar Rp220 miliar kepada Kementerian Keuangan untuk penanganan masalah AI H5N1.

Bantuan tersebut, kata Rusman bukan dalam bentuk uang melainkan anak itik dan pakan ternak. "Kompensasi tidak selalu diberikan dalam bentuk uang. Bantuan uang biasanya tidak mendidik, bantuan akan diberikan dalam bentuk barang supaya bisnis ternak terus berlanjut," kata dia.
(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013