Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Oscar lewat film The King Speech, Tom Hoopers memberi penonton pengalaman berbeda nan menakjubkan dalam Les Miserables.

Menonton film drama musikal berlatarbelakang revolusi abad ke-19 di Prancis ini seperti menyaksikan panggung teater megah dengan ratusan pemain dan figuran, suara merdu para pemain menyanyikan dialog, serta musik yang menjadi ruh film ini seolah mengajak penonton merasakan kepedihan, harapan, cinta dan menggugah semangat.

Les Miserables adalah film drama musikal Inggris produksi 2012 yang diproduseri Working Title Films dan didistribusikan Universal Pictures.

Film ini berdasarkan teater musikal berjudul sama yang disutradarai Alain Boubil, Claude-Michel Schonberg, dan Herbert Kretzmer yang diadaptasi dari novel Prancis berjudul Les Miserables karya Victor Hugo pada 1862.

Les Miserables
disutradarai Tom Hooper, skenario oleh William Nicholson, dengan pemeran utama Hugh Jackman dan Russel Crowe.

Anne Hathaway, Amanda Seyfried, Eddie Redmayne, Samantha Barks, Sacha Baron Cohen, Helena Bonham Carter dan Aaron Tveit turut membintangi sebagai pemeran pendukung.

Masa lalu yang pahit, cinta yang menggelora, serta kesedihan yang teramat perih, dan semangat perjuangan tersaji apik dalam film berdurasi 158 menit ini.

Film drama musikal memang bukan hal baru dalam perfilman dunia.

The Sound of Music (1965), The Moulin Rouge (2001), The Panthom of The Opera (1989), Dream Girls (2006), Mama Mia! (2008) adalah beberapa film drama musikal yang meraup keuntungan besar dari pemutaran film di seluruh dunia, sekaligus meraih berbagai penghargaan internasional.

Les Miserables sendiri menduduki peringkat satu box office AS pada saat rilisnya di Hari Natal 2012 dengan pendapatan 17,5 juta dolar AS.  Nilai ini melebihi ekspektasi produser yang menargetkan 10 juta dolar AS pada hari pertama pemutarannya.

Sejak debutnya di bioskop AS Natal lalu dan di Inggris mulai 11 Januari 2013, Les Miserables mendapat sambutan positif.

Publik memuji penampilan Jackman dan Hathaway serta menyanjung kepiawaian Hooper dalam mengarahkan sebuah drama musikal menjadi sangat hidup dalam medium film.

Les Miserables bahkan telah diganjar tiga penghargaan Golden Globe 2013 untuk kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Hugh Jackman) dan Aktris Pendukung Terbaik (Anne Hathaway).  

Cerita berawal saat Jean Valjean (Hugh Jackman), narapidana yang dibebaskan seorang inspektur kepolisian, Javert (Russel Crowe), setelah menjalani masa tahanan 19 tahun.

Valjean mencoba mencari pekerjaan, namun status mantan narapidana membuat warga penduduk kota tidak menerimanya. Hingga suatu malam ia bertemu dengan seseorang dan mengalami kejadian tak terlupakan yang kelak mengubah hidupnya.

Waktu berlalu dan Valjean telah menemukan jalan hidupnya. Sampai ketika Javert datang dan kembali memburu Valjean.

Pada saat yang sama, Fantine (Anne Hathaway), berjuang mendapatkan uang untuk menghidupi anaknya, Cosette. Dalam kondisi kota yang hancur karena perang, bukan perkara mudah untuk mencari pekerjaan saat ratusan orang menderita kelaparan, wabah penyakit dan ancaman kelaparan.

Fantine yang malang akhirnya terjerumus ke dunia prostitusi yang secara tak sengaja mempertemukannya dengan Valjean dan Javier.

Valjean kemudian menemukan Cosette, bocah malang yang dititipkan Fantine pada sebuah keluarga Thenardiers (Sacha Baron Cohen dan Helena Bonham Carter).

Berdua mereka berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, sementara Javert terus menghantui dan mengejar Valjean untuk membunuhnya.

Jurus Hooper

Hooper tampaknya sadar betul, sebuah drama musikal bisa membuat penonton didera kebosanan.

Durasi yang panjang dan dialog yang hampir seluruhnya dilagukan membuat penonton menguap atau gelisah di kursi bioskop karena menahan jenuh.

Namun di tangan Hooper, Les Miserables menjadi berbeda dibandingkan dengan film bergenre sejenis.

Ia meramu teater, musik, set properti, pemain, dan jalan cerita menjadi sebuah tontonan yang menarik.

Soal pemain, bukan rahasia lagi, totalitas Anne Hathaway dan Hugh Jackman dalam film ini. Keduanya menjalani diet mati-matian demi peran mereka.

Anne bahkan hanya mengonsumsi dua oatmeal kering setiap hari untuk menurunkan berat badannya, menjiwai sosok Fantine yang sangat kurus, menderita dan mendekati kematian.

Hooper juga membuat gebrakan dalam pembuatan film drama musikal.

Jika biasanya dalam film musikal para pemainnya menjalani rekaman dialog dan musik sebelum syuting berlangsung, maka dalam Les Miserables itu tak terjadi.

Para pemain menyanyikan secara langsung dialog dengan iringan musik yang diboyong ke lokasi syuting.

Claude-Michel Schonberg menyajikan 50 lagu, termasuk I Dreamed A Dream yang dinyanyikan Fantine (Anne Hathaway), Who Am I dinyanyikan Valjean (Hugh Jackman), Stars dinyanyikan Javert (Russell Crowe), dan On My Own yang dinyanyikan Ephonine (Samantha Barks).

Dalam beberapa wawancara media, Jackman mengaku merasakan pengalaman luar biasa berperan sebagai Jean Valjean.

Tak seperti proses syuting di film-film lainnya, pada film ini ia mendapat kebebasan seluas-luasnya utuk mengembangkan aktingnya, menginterpretasikan dialog dalam lagu dan memasukkan emosi ke dalamnya.

Sebagai cerita drama musikal yang telah berusia lebih dari 26 tahun, Hooper membuat film Les Miserables hadir dalam medium layar lebar yang memiliki konteks kekikinian.

Kritikus USA Today bahkan menyebut Hooper dapat menyesuaikan dengan ruang lingkup panggung musik populer.

Pemilihan bintang-bintang muda seperti Amanda Seyfried, Eddie Redmayne, Samantha Barks juga membuat film ini menarik ditonton segala usia. 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013