Jakarta (ANTARA News) - PT ASABRI (Persero) melalaui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) memberikan bantuan bagi ribuan pengungsi korban banjir Jakarta berupa makanan, obat-obatan dan perlegkapan tidur senilai Rp135 juta.

Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan Dirut PT ASABRI Adam R Damiri di Posko Penampungan pengungsi korban banjir di GOR Jl Otista, Jakarta Timur, Senin.

Dirut PT ASABRI mengharapkan, agar bantuan dapat meringankan beban penderitaan para pengungsi yang sejak Kamis (17/1) rumah tinggal terkenal musibah banjir akibar curah hujan yang tinggi di kawasan Jakarta dan Jabodetabek.

"Kami mengharapkan agar para korban banjir yang masih tinggal di dekat Kali Ciliwung, khususnya dari kawasan Bukit Duri Tebet, Jatinegara, Kampung Melayu, dan Kalibata segera ke posko pengungsi agar mendapat bantuan makanan, obat-obatan, pakaian," katanya.

Adam Damiri menegaskan, agar para korban banjir yang masih berada di luar posko segera ke posko, agar tidak perlu khawatir akan harta bendanya, karena pihak TNI/POLRI dan Satpol PP menjaganya.

Bantuan PT ASABRI disalurkan ketiga posko penampungan pungsi yaitu Posko Kalibata berupa obat-obatan senilai Rp7,5juta untuk 800 orang;  Posko Bukit Duri obat-obatan senilai Rp7,5 juta untuk 1.000 orang, dan Posko Otista Rp15 juta untuk 1,200 orang.

Sementara itu, pengungsi korban banjir di Gelanggang Olah Raga (GOR) Otista, Jatinegara meminta kepada pemerintah kota DKI untuk menyediakan sekolah darurat untuk kelangsungan belajar anak mereka.

Hujan deras yang mengguyur Jakarta beberapa hari lalu menyebabkan sekolah-sekolah di daerah tersebut terendam banjir dan lumpur sehingga proses belajar anak-anak terganggu.

"Harusnya kan ada inisiatif dari pemerintah untuk menggelar sekolah darurat sehingga waktunya anak-anak tidak buat main," kata Jefri seorang warga Bidara China.

Jefri mengatakan pengadaan sekolah darurat sama pentingnya dengan pengadaan logistik dan obat-obatan mengingat banyak anak-anak yang duduk dari sekolah dasar dan menengah. Ia juga mengeluhkan pihak sekolah yang tidak memberikan penjelasan kapan proses belajar akan kembali berlangsung.

"Sekolahnya tidak usah bagus-bagus, sebuah tenda dan ada gurunya. Saya juga ngga tahu kapan anak saya mulai masuk (sekolah) lagi, sekolahan ngga ngasih tahu. Mungkin setelah banjirnya selesai," katanya.

Wakil Camat Jatinegara Manson mengatakan kami akan mendengar setiap usulan pengungsi dan usulan itu akan kami kaji dan pertimbangkan.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013