New Delhi (ANTARA News) - Mahkamah Agung India, Selasa esok, akan mendengarkan petisi dari salah satu dari lima terdakwa pemerkosa bergiliran dan pembunuhan seorang mahasiswi dalam sebuah bus.

Si terdakwa mengajukan petisi agar kasus tersebut diadili di luar kota New Delhi dengan alasan atmosfer hukumnya tidak menjamin untuk dilakukannya peradilan yang fair.

Serangan seksual bulan lalu terhadap seorang wanita berusia 23 tahun dalam sebuah bus di New Delhi memicu kemarahan dan duka publik serta seruan bagi hukuman keras kepada kelima terdakwa dan seorang lainnya yang akan diadili terpisah di pengadilan anak.

Salah seorang terdakwa, Mukesh Singh, memohon Mahkamah Agung untuk memindahkan peradilan ke luar New Delhi, dengan alasan baik polisi maupun sistem peradilan di sini berada dalam tekanan luar biasa dari publik sehingga mustahil menjalankan peradilan yang adil.

Dewan hakim agung yang dikepalai Ketua Mahkamah Agung Altamas Kabir akan mendengarkan petisi ini Selasa esok, kata pengacara Singh, Manohar Lal Sharma, seperti dikutip Reuters.

Petisi ini diajukan setelah digelar peradilan kilat mengenai kasus yang mendakwa lima orang dengan tuntutan hukuman mati jika mereka terbukti bersalah menyerang perempuan yang hendak pulang selepas menonton film dan ditemani teman prianya itu.

Keduanya dipojokkan di dalam bus dan kemudian disakiti. Si perempuan mengalami siksaan luar biasa sehingga dia meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Singapura dua minggu kemudian.

Menurut para pengacaranya, kelima terdakwa yang tampil di persidangan Senin ini, akan mengajukan tidak bersalah.

Kedua pengacara mereka mengatakan bahwa kelima klien mereka telah disiksa di tahanan demi mengakui pengakuan yang dipaksakan.  Polisi sendiri menolak mengomentari tuduhan ini.

A.P. Singh, pengacara untuk terdakwa bernama Vinay Sharma, mengatakan bahwa dia telah mengajukan permohonan ke pengadilan untuk memintakan uji kesehatan kepada kliennya karena menurutnya kliennya ini di bawah umur sehingga seharusnya diadili secara terpisah di pengadilan anak.

Menurut sangkaan polisi, umur Sharma adalah 20 tahun. Berdasarkan UU kejahatan pemerkosaan di India, siapapun di bawah usia 18 tahun  harus diadili di pengadilan anak dan jika dia terbukti bersalah maka dia harus dikirimkan ke panti rehabilitasi, bukan penjara. Lama hukumannya pun paling banter tiga tahun.

Polisi sendiri telah mencoba mengonfirmasi kembali usia terdakwa yang keenam apakah dia benar berusia 17 tahun.

Serangan seksual itu membuat marah banyak orang di India di mana beberapa diantara mereka menuntut siapapun di atas usis 16 tahun mesti diadili sebagai orang dewasa.

Pengacara lainnya, V.K. Anand, mengatakan telah mengajukan permohonan bahwa proses dengar pendapat di pengadilan esok itu terbuka untuk media. Namun menurut hukum India, peradilan pemerkosaan tertutup untuk kamera demi melindungi identitas korban pemerkosaan.

Kasus ini ditunda sampai Kamis manakala pengadilan mendengarkan argumen-argumen seputar dakwaan bahwa polisi telah menuduh kelima pria itu dan semua pihak yang terlibat di dalamnya, memang lagi mencari mangsa.

Begitu pengadilan selesai mendengarkan argumen-argumen, maka tuntutan kepada kelima terdakwa akan dikenakan dan mereka akan ditanyai apakah mereka mengaku bersalah atau tidak. Jika tidak, maka peradilan akan dilanjutkan.

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013