itu terjadi karena rusaknya sistem rekrutmen politik yang berdasarkan transaksi politik yang kotor"
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemimpin Indonesia lahir dari sistem politik transaksional sehingga sulit mencari pemimpin tegas dan berani menegakkan hukum, kata Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD.

"Politik kita saat ini saling sandera, penegakan hukum seolah transaksi jual beli. Hal itu terjadi karena rusaknya sistem rekrutmen politik yang berdasarkan transaksi politik yang kotor," katanya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin.

Pada dialog kepemimpinan bertajuk "Kontribusi UII dalam Menyiapkan Pemimpin Bangsa", dia mengatakan negara ini perlu memikirkan bagaimana bisa memiliki kepemimpinan kuat.

"Jangan biarkan negara ini mengalami disorientasi, sehingga tidak tahu mau dibawa ke mana, kemudian timbul ketidakpercayaan dan muncul ketidakpatuhan, dan berujung disintegrasi bangsa," katanya.

Ia mengatakan Indonesia mempunyai modal menjadi bangsa besar, namun pengelolaan dan kepemimpinan bangsa ini kurang tepat.

Bangsa Indonesia, kata dia, secara ideologi kuat dengan Pancasila yang tidak akan terkalahkan, secara sosiologis juga kuat, terlihat dari solidaritas bangsa yang tinggi, dan sumber daya alam luas, sehingga secara ekonomi kuat dengan pertumbuhan terbesar kedua di Asia.

"Persoalan yang perlu kita benahi adalah manajemen pemerintahan dan kepemimpinan," kata Guru Besar Fakultas Hukum UII itu.

(B015*H010/M008)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013