Jadi Muhaimin jangan asal bicara"
Jakarta (ANTARA News) - Kritik Menakertrans Muhaimin Iskandar terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengundang reaksi dari petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah menyatakan siapa saja boleh mengkritik kepemimpinan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tapi sebaiknya kritik itu konstruktif dan sifatnya membangun.

Menurut Basarah, pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Menakertrans Muhaimin Iskandar tentang kinerja Jokowi-Ahok yang mengandalkan publisitas, tidaklah tepat.

"Silahkan bagi siapa saja yang akan mengkritik kinerja Jokowi-Ahok. Tapi sebaiknya kritikan itu sifatnya membangun, memberikan solusi untuk kebaikan bersama," kata Ahmad Basarah di Jakarta, Kamis.

Dikatakannya, Jokowi dan Ahok melakukan tugasnya mengatasi masalah Jakarta, termasuk banjir tak lain adalah untuk warga Jakarta.

"Meskipun Muhaimin Iskandar seorang menteri, tapi Muhaimin masih di bawah pengawasan dan pengaturan Gubernur Jakarta. Jokowi adalah gubernur Jakarta dan Muhaimin adalah salah satu warga Jakarta. Apa yang dilakukan Jokowi 100 hari ini adalah untuk warga Jakarta. Jadi Muhaimin jangan asal bicara," kata Basarah.

Anggota Komisi III DPR RI itu menyarankan kepada Muhaimin untuk fokus dan mengurus tugas sebagai Menakertrans.

"Apa pernah Muhaimin merasakan penderitaan tenaga kerja kita di luar negeri? Apa pernah Muhaimin merasakan TKI kita terlantar, dihukum mati, disiksa majikan," ujar Basarah.

Kemarin di Ruang Fraksi PKB DPR RI, Muhaimin Iskandar menyatakan, Jokowi lebih banyak mengedepankan publisitas dibanding kerja. "Terlalu sering masuk televisi," kata Muhaimin.

Bahkan, Muhaimin menilai kepemimpinan Jokowi-Basuki lebih mengedepankan opini tapi tidak memiliki kerja yang terstruktur.

"Memangnya Jokowi-Ahok bekerja selalu mengajak media massa. Saya rasa tidak. Beda dengan Muhaimin yang selalu mengandalkan pencitraan, ajak media ke mana-mana," kata Basarah.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013