Selama ini liberalisasi perdagangan di Indonesia tak menguntungkan. Oleh sebab itu perdangangan bebas di Indonesia harus dievaluasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan selama ini perdagangan bebas seringkali tidak adil bagi Indonesia sehingga Indonesia perlu melakukan evaluasi dan memproteksi produk-produk yang belum siap mengikuti sistem perdagangan itu.

"Selama ini liberalisasi perdagangan di Indonesia tak menguntungkan. Oleh sebab itu perdangangan bebas di Indonesia harus dievaluasi," katanya, di Jakarta, Selasa.

Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya mengatakan liberalisasi perdagangan malah menutup lapangan pekerjaan yang mencapai angka 7.5 juta jiwa. Artinya, kata Fadli, jumlah pengangguran terbuka akan naik dua kali lipatnya.

Bahkan ILO (Organisasi Buruh Internasional) melaporkan akibat perdagangan bebas dengan RRC misalnya, Indonesia mengalami penurunan kesempatan pekerjaan sebanyak 188.635 orang. Sektor pertanian adalah sektor yang paling banyak kehilangan kesempatan kerjanya.

"Saat ini kita memang telah bergabung ke dalam mekanisme perdagangan bebas. Namun hal ini tak diiringi peningkatan daya saing produk sendiri," katanya. Hasilnya, impor Indonesia lebih besar dibanding ekspor. Indoneia hanya jadi pasar bagi produk asing.

Fadli Zon memberi contoh, Misalnya, pertumbuhan impor kita pasca ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) 54.97 persen, sementara ekspor Indonesia ke RRC hanya tumbuh 25.08 persen. RRC juga telah membeli 6779 SNI dari Indonesia.

Untuk Pemerintah perlu melakukan evaluasi dan melindungi produk-produk dalam negeri yang belum siap dibebaskan. "Harus ada proteksi dan promosi. Kebijakan ini juga tetap dilakukan negara- negara maju. RRC dan AS tidak membuka pasarnya ketika manufakturnya belum kuat," paparnya.

Indonesia, lanjutnya, bisa menahan laju serbuan produk asing untuk proteksi produk lokal misalnya dengan "Voluntary Export Restraint" atau kebijakan yang memaksa pembatasan barang negara eksportir. AS pernah melakukan ini ketika produk RRC membanjiri pasar. Pasar bebas, yang menjadi resep Washington Consensus, terbukti gagal dan sering merugikan masyarakat lemah.

Untuk itu Fadli Zon menyayangkan pernyataan seorang pejabat Indonesia yang mendukung liberalisasi perdangan antarnegara untuk mendukung perekonomian dunia.
(U002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013