Mexico City (ANTARA News) - Korban tewas akibat ledakan di kantor pusat perusahaan minyak raksasa milik pemerintah Mexico, Pemex, hingga Jumat waktu setempat dilaporkan mencapai 32 orang, bertambah dari 25 orang pada Kamis malam.

Menurut laporan Reuters mengutip pernyataan CEO Pemex Emilio Lozaya, selain menewaskan sedikitnya 32 orang, ledakan itu juga melukai 121 orang.

Tim penyelamat dilaporkan masih terus bekerja mengevakuasi para korban dari puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur akibat ledakan kuat di basement gedung pencakar langit itu.

Para pejabat belum bisa memastikan berapa banyak orang yang mungkin terjebak dalam reruntuhan bangunan.

Lozaya mengatakan belum jelas apa yang menjadi penyebab ledakan. Spekulasi mengenai penyebabnya bergulir mulai dari serangan bom, kebocoran gas, hingga ledakan boiler.

Pemex yang menjadi simbol kemandirian Meksiko sering kali mengalami gangguan keamanan, kecelakaan, dan juga inefisiensi serta isu korupsi.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengatakan perombakan perusahaan menjadi prioritas utama, dan investor terus mengikuti seberapa besar perusahaan itu akan menarik modal swasta untuk meningkatkan produksi minyak yang lesu di sebuah negara penghasil minyak terbesar ketujuh dunia itu.

"Kejadian ini berbicara betapa buruknya citra manajemen Pemex, dan itu diinterpretasikan sebagai risiko tambahan di pasar," kata seorang peneliti energi di lembaga think tank Meksiko SIDE, Miriam Grunstein.

(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013